"Kalau nanti bagaimana [keputusan untuk] Cak Imin, kita jangan berandai-andai. Tunggu saja majelis syura," ungkap Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan DPP PKS Almuzzammil, kemarin.
Wacana koalisi poros baru muncul seiring hengkangnya Demokrat dari Koalisi Perubahan yang diketahui memutuskan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar jadi cawapres Anies. Poros baru yang mungkin tercipta salah satunya yakni Demokrat, PPP dan PKS. Adapun PPP telah menyatakan ikut dalam gerbong PDIP mengusung Ganjar Pranowo.
Terlebih, isu poros baru juga muncul pekan kemarin usai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim ada menteri yang duduk di kabinet mengajak partainya untuk membentuk poros koalisi baru.
Bahkan, disebut koalisi baru yang nanti berisikan Demokrat, PPP, dan PKS ini sudah diketahui Presiden Jokowi yang dipanggil dengan sebutan Pak Lurah.
PDIP tak Cemaskan PPP
Merespons isu tersebut, PDIP mengklaim mustahil PPP terbujuk untuk membentuk poros baru.
Jadi fokus saja pada tiga koalisi. Tinggal tunggu kapan PDIP dan Prabowo umumkan Bacawapresnya. Kayaknya nggak lama lagi,
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid
“Kalau itu benar (ada ajakan membangun poros baru) kami yakin itu manuver pribadi dan bukan atas perintah Presiden,” kata Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus di Jakarta, dalam keterangannya, Sabtu (2/8/2023).
PDIP, kata dia, memiliki hubungan kerja sama dengan PPP untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Koalisi akan kokoh karena hubungan PDIP dan PPP diklaim sudah teruji.
“Kami yakin hubungan dengan PPP tetap kokoh karena sudah sangat panjang dan teruji,” pungkas Deddy.
(bbn/ain)