Logo Bloomberg Technoz

Akan tetapi, Sidharta Auctioneer tetap tak bisa menghindari hal-hal buruk selama prosesnya. 

"Jika ada karya yang diragukan keasliannya kami akan tarik. Alhamdulillah selama 18 tahun ini tidak ada yang terjual," kisahnya.

"Jadi biasanya kami sudah periksa otentifikasinya, setelah itu baru tayang. Ada kasus dimana keturunan dari perupa menginformasikan bahwa karya tersebut bukan kreasi bapakku, misalnya. Kalau orangnya masih hidup, dia akan kasih tahu. Jadi kalau keasliannya diragukan maka kita harus tarik. Dan memang kesepakatan dengan vendor pun seperti itu, jika ada partai ketiga yang meragukan keasliannya dan dapat dibuktikan, kita harus tarik, lanjut  Syanda.

CEO & Co Founder Sidharta Auctioneer, Syanda Kunto Prabowo. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Sidharta Auctioneer memiliki dua jenis karya seni yang mereka lelang. Pertama adalah Artfordable, di mana karya-karya seni yang dilelang merupakan karya seni berkualitas baik namun dijual dengan harga terjangkau. Dan yang kedua adalah modern fine art.

Artfordable dilelang dengan harga sekitar Rp3 juta hingga Rp35 juta. Sementara fine art dimulai di angka Rp 5 juta hingga Rp 900 juta ke atas.

"Ini udah pasti kan bisnis upper middle and up. Jadi memang udah level mid manager ke atas. Karena kan memang ini adalah membeli benda seni setelah kebutuhan dasarnya tercapai. Udah punya rumah, udah bisa membeli kebutuhan-kebutuhan yang dasarnya sudah terpenuhi," jelas Syanda.

"Public figure ada. Tapi mungkin ada juga public figure yang saya nggak tahu. Mereka diwakilkan," lanjutnya.

(spt)

No more pages