Ketua ISRO S Somanath dalam wawancara dengan agensi berita Asian News Internasional, mengatakan saat ini ada sejumlah proyek antariksa lain yang berlangsung di India. Termasuk di antaranya program penerbangan manusia ke luar angkasa yang bertujuan mengirimkan astronot ke orbit untuk pertama kalinya pada tahun 2025.
ISRO dan NASA berencana untuk bekerja sama dalam mengirim astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Sementara India sedang dalam pembicaraan dengan Jepang untuk bekerja sama dalam misi bulan. Modi telah mengatakan bahwa ISRO akan meluncurkan misi ke Venus tanpa awak.
Aditya-L1 akan menuju ke orbit halo di sekitar salah satu dari lima titik Lagrange, area yang dikenal sebagai tempat parkir di luar angkasa karena pesawat antariksa dapat mengorbit mereka dalam pola yang konstan sambil menghemat bahan bakar. Dari sana, Aditya-L1 akan memiliki pandangan yang tidak terganggu terhadap matahari dan akan mengamati secara real-time pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan di sekitar bumi dan planet lain.
Dengan misi surya ini, India bergabung dengan kelompok kecil negara yang memiliki pesawat antariksa yang mempelajari matahari.
China memiliki dua pesawat antariksa seperti itu yang mengorbit bumi, termasuk Solar Observatory berbasis ruang angkasa yang diluncurkan tahun lalu untuk menyelidiki letusan matahari dan lontaran massa koronal.
Hinode, yang didukung oleh agensi antariksa dari Jepang, Inggris, AS, dan Eropa, juga mengorbit bumi dan mengukur medan magnet matahari.
Sementara itu, misi Solar & Heliospheric Observatory atau SOHO, sebuah proyek bersama NASA dan European Space Agency, berada dekat dengan titik Lagrange yang sama yang akan dituju Aditya-L1. Misi gabungan AS dan Eropa lainnya, Solar Orbiter, dijadwalkan akan melakukan perjalanan hingga sekitar 42 juta km dari matahari.
--Dengan asistensi dari Shruti Srivastava.
(bbn)