Partai Demokrat yang merasa dikhianati karena Anies tidak jadi memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres akhirnya mengambil keputusan bulat untuk mencabut dukungan terhadap pencalonan Anies dan keluar dari Koalisi Perubahan yang tadinya digadang bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sosial.
Di internal PKB, dinamika juga tidak kalah panasnya. Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid dalam pernyataan sebelumnya mengungkapkan, dalam pembahasan terkait ajakan koalisi oleh NasDem juga tentang pencalonan pasangan capres cawapres Anies-Cak Imin, sempat berjalan alot dalam rapat pleno PKB.
"Yang jelas dinamikanya sangat alot dan masing-masing memberikan argumentasi (rapat pleno Jumat pagi) keputusannya akan ada finalisasi dan ini menyambut baik tawaran kerja sama dengan NasDem. Forum ini akan lebih diperluas mengambil keputusan tapi forum menyambut baik," kata dia.
Kemarin, jajaran Partai Demokrat juga menggelar konferensi pers di mana Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sikap.
SBY menegaskan bahwa Partai Demokrat tidak akan berkoalisi dengan pihak yang mengingkari janji.
"Kita juga tidak diizinkan untuk berkoalisi dengan seseorang yang sedang sejak awal mengingkari kesepakatan. Ditulis dalam kesepakatan koalisi menjunjung tinggi kesetaraan, equality dan keadilan. Bayangkan di masa depan kalau kita punya mitra koalisi yang tidak patuh pada kesepakatan yang kita buat bersama," kata SBY dalam siaran langsung, Jumat (1/9/2023).
Presiden ke-6 Indonesia juga mengatakan Partai Demokrat akan menerima ujian dan cobaan tersebut sembari mencari jalan keluar atas manuuver politik yang dianggap Demokrat merugikan ini. SBY mengatakan dalam politik memang perlu manuver dan strategi tetapi dia tidak menyangka bahwa teman satu koalisinya dan bakal capres yang diusung tidak patuh pada etika politik.
"Setelah lamanya koalisi ini bersama-sama berikhtiar berjuang untuk bisa menjadi kenyataan dan bisa mengusung capres dan cawapres yang kita harapkan. Dan juga diinginkan oleh rakyat tiba-tiba terjadilah peristiwa tiga hari yang lalu. Kalau saya harus berterus terang sebetulnya saya tidak naif ya saya juga mengerti politik dan saya pernah jadi capres dua kali. Saya bersama-sama membangun koalisi dengan mitra dan tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari yang lalu," lanjut dia.
"Saya mengerti kita semua mengerti politik itu memang penuh strategi penerus siasat penuh taktik dan caranya banyak dan tapi saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini kalau menurut saya melebihi batas kepatuhan dan etika politik yang dasar," tutupnya.
(rui)