Akan tetapi, koalisi ini retak usai Partai Demokrat kecewa Anies memilih Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden untuk Pemilu 2024. Padahal, menurut mereka, Anies sudah berjanji dan meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres sejak Juni lalu. Polemik ini berujung pada hengkangnya Demokrat dari koalisi pengusung Anies.
Berbeda dengan Partai Demokrat, Partai Gerindra tak menganggap hengkangnya PKB dan Cak Imin dari Koalisi Indonesia Maju sebagai bentuk pengkhianatan. Menurut Dasco, partainya menghormati hak dan langkah politik setiap partai.
Partai Gerindra pun mengklaim tak khawatir tentang potensi berkurangnya suara Prabowo di Jawa Timur akibat keluarnya PKB dari koalisi. Dasco menilai, Partai Gerindra sudah menyiapkan banyak strategi politik termasuk sejumlah konsekuensi dalam pembuatan koalisi.
"Kami Insya Allah siap dalam keadaan apapun," kata Dasco.
(prc/frg)