Lincah dan tebalnya volume transaksi saham AKRA terjadi di saat melesatnya harga minyak dunia yang meroket dalam enam sesi berturut-turut, tersengat sentimen dan berita bahwa Rusia telah menyetujui pemotongan lebih lanjut dari OPEC+.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pengumuman Rusia bahwa negara tersebut akan memangkas ekspor lebih lanjut muncul di saat inventaris minyak mentah AS telah menurun ke level terendah sejak Desember.
Minyak mentah global menguat 3% lebih tinggi sepanjang tahun hingga saat ini, seiring produsen-produsen besar OPEC+ memangkas pasokan. Organisasi ini diperkirakan akan memperpanjang pemotongan tersebut hingga Oktober.
Sentimen positif selanjutnya, AKRA telah menyelesaikan aksi penandatanganan dua perjanjian bisnis bersama perusahaan asal Tiongkok, Sichuan Hebang Biotechnology Co., Ltd. (Hebang).
Perjanjian pertama berupa jual beli bersyarat sebidang lahan di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Perjanjian kedua berupa pendirian perusahaan patungan atau joint venture (JV) bersama Hebang, yang mana JV ini akan menjadi tenant anak usaha AKRA, PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) dan membangun pabrik di kawasan industri tersebut.
"Hebang berencana menginvestasikan US$800 juta (setara sekitar Rp12 triliun) untuk pembangunan pabrik di atas lahan seluas 67 hektare (Ha). Lahan ini ditujukan sebagai basis produksi bahan kimia di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Surabaya, Jawa Timur," ujar Direktur dan Corporate Secretary AKRA Suresh Vembu dalam keterbukaan informasi, pada Kamis (31/8/2023) kemarin.
(fad/frg)