Penyebaran suku cadang yang tidak didokumentasikan atau yang diduga dipalsukan ke dalam rantai pasokan mesin adalah hal yang jarang dan ditangani dengan sangat serius di industri di mana setiap komponen membutuhkan asal usul yang jelas untuk memastikan keamanan pesawat.
Belum jelas berapa banyak suku cadang palsu yang mungkin telah dipasang atau berapa banyak pesawat yang mungkin terpengaruh. CFM56, mesin jet terlaris di dunia, dipasang pada ribuan pesawat berbadan sempit yang merupakan bagian penting dari armada global.
EASA menginstruksikan operator bulan ini untuk mengkarantina suku cadang yang didukung oleh dokumen palsu. EASA mengatakan pada Kamis (31/08/2023) bahwa hingga saat ini, AOG Technics tidak memberikan detail tentang asal usul sebenarnya dari suku cadang yang dipertanyakan.
Peringatan dari Regulator
Perusahaan perantara seperti AOG Technics menyediakan suku cadang ke bengkel perbaikan mesin pihak ketiga yang mengerjakan pesawat komersial yang sedang beroperasi. Mesin baru dari CFM International, perusahaan patungan antara GE-Safran, tidak akan terpengaruh oleh masalah ini, begitu pula penerus CFM56, yaitu CFM Leap, yang digunakan pada A320neo dan 737 Max terbaru.
Namun, masalah ini menciptakan kekhawatiran baru bagi maskapai dan perusahaan penyewa yang menemukan suku cadang mencurigakan pada pesawat mereka. Bengkel perawatan dan perbaikan di sisi lain sedang berhadapan dengan kekurangan tenaga kerja, kekurangan global suku cadang pesawat dan mesin, serta antrian panjang untuk kunjungan ke bengkel.
Otoritas Penerbangan Sipil Inggris mengatakan dalam pemberitahuan keselamatan tanggal 4 Agustus bahwa mereka sedang menyelidiki "sejumlah besar suku cadang yang tidak disetujui" yang disuplai melalui AOG Technics. Beberapa komponen dengan sertifikat kelaikan udara palsu ditemukan pada mesin yang terpasang pada pesawat yang terdaftar di Inggris, demikian menurut laporan tersebut.
CFM telah menemukan 72 dokumen sertifikasi kelaikan udara yang dipalsukan, mencakup 50 nomor bagian yang disuplai oleh AOG Technics untuk mesin CFM56. Dua dokumen palsu juga ditemukan untuk komponen mesin GE CF6, sebuah mesin untuk pesawat berbadan lebar generasi sebelumnya.
"Kami secara proaktif memberitahu pelanggan dan bengkel perawatan kami, dan kami terus bekerja dengan pelanggan untuk menilai keaslian dokumentasi suku cadang yang mereka peroleh secara langsung atau tidak langsung dari AOG Technics," kata CFM menanggapi pertanyaan dari Bloomberg.
Saham GE sempat turun sebentar karena laporan dari Bloomberg tetapi sudah kembali pulih. Adapun saham Safran turun sekitar 0,4% pada penutupan perdagangan di Paris.
Surat Penghentian dan Larangan Aktivitas
Perusahaan yang menjadi pusat kontroversi ini bukanlah vendor yang disetujui oleh CFM atau GE, demikian menurut juru bicara CFM. GE dan Safran masing-masing telah mengirim surat penghentian dan larangan aktivitas kepada AOG Technics.
AOG Technics tidak merespons panggilan dan pesan dari Bloomberg. Situs webnya menggambarkan perusahaan tersebut sebagai "penyedia dukungan pesawat global terkemuka" dan sumber suku cadang baru dan "layak pakai" untuk berbagai mesin yang menggerakkan model 737 dan A320. Perusahaan itu mengatakan memiliki operasi gudang di London, Frankfurt, Miami, dan Singapura.
Menurut situs web Companies House di Inggris, AOG Technics didirikan pada tahun 2015 dan sebagian besar dimiliki oleh Jose Zamora Yrala, yang berusia 35 tahun. Kewarganegaraannya tercatat sebagai Inggris di beberapa formulir dan Venezuela di beberapa lainnya. Perusahaan tersebut mencatat aset saat ini sebesar 2,58 juta poundsterling (Rp 49,8 miliar) per Februari 2022. Bloomberg News tidak dapat menghubungi Yrala untuk meminta konfirmasi.
Surat ke Operator
Dalam surat bertanggal 28 Juli kepada semua pelanggan CFM56 yang dilihat oleh Bloomberg, CFM menyatakan bahwa Safran yang berbasis di Paris telah mengajukan pemberitahuan tentang suku cadang yang tidak disetujui ke EASA setelah sebuah bengkel perawatan mempertanyakan keaslian dokumen yang disediakan oleh AOG Technics untuk suku cadang CFM56 baru.
Setelah memastikan dokumen tersebut dipalsukan, CFM dan bengkel mesin menelusuri catatan lain yang disediakan oleh AOG dan menemukan "ketidaksesuaian signifikan" dengan sertifikat EASA dan dokumen pengiriman, menurut surat itu.
Tiga hari kemudian, GE memberi tahu pelanggan dan bengkel perawatan CF6 tentang "dokumen sertifikasi yang baru-baru ini diidentifikasi sebagai palsu" terkait penjualan beberapa suku cadang mesin CF6 dengan nomor bagian yang sama. Informasi tersebut dibagikan "sebagai tindakan pencegahan sementara penyelidikan GE dan FAA berlanjut," kata surat itu.
Regulator Eropa mengeluarkan pemberitahuan suku cadang yang diduga tidak disetujui beberapa hari kemudian, meminta para pemilik pesawat, operator, organisasi perawatan, dan distributor suku cadang untuk memeriksa catatan mereka untuk suku cadang yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari perusahaan London tersebut.
"Jika ada suku cadang dengan ARC yang dipalsukan sudah terpasang, maka disarankan untuk mengganti suku cadang tersebut dengan suku cadang yang disetujui," kata EASA pada 4 Agustus.
EASA menambahkan bahwa badan keselamatan Eropa mungkin akan mengambil tindakan lebih lanjut menyusul penyelidikan yang sedang berlangsung.
Seorang pejabat EASA mengatakan pada Rabu bahwa agensi tersebut terus memonitor untuk menentukan apakah tindakan lebih lanjut diperlukan.
CAA Inggris tidak memberikan untuk menanggapi. Adapun FAA tidak merespons permintaan tanggapan.
--Dengan asistensi Alan Levin.
(bbn)