"Kalau tidak, ya kita evaluasi PoD-nya," ujar dia.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati juga memastikan jika produksi di Blok Masela akan menggunakan teknologi carbon capture, utilization and storage (CCUS) di area onshore. Selain itu, nantinya juga akan menggunakan fasiltas penyimpanan terapung (floating storage and regasifiation unit-FSRU).
"Ini yang sampai hari ini, kita meyakini cara yang paling cepat, cara yang paling efisien dan efektif yang bisa mengakomodasi semua aspirasi yang ada," ujar Nicke dalam RDP di Komisi VII DPR, Rabu (30/8/2023).
Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), kapasitas gas pada Blok Masela bisa mencapai 9,5 juta ton gas alam cair (LNG) per tahun. Di Indonesia sendiri permintaan terhadap gas blok tersebut sudah mencapai 3 juta MT per tahun yang terdiri dari 2 juta MT dari PT PLN, dan 1 juta MT dari PT Pertamina.
Lapangan Gas Abadi Masela diperkirakan bisa menghasilkan 35.000 barel kondensat per hari. Selain itu, blok ini digadang-gadang mampu memasok 150 juta kaki kubik gas alam per hari untuk memenuhi permintaan dalam negeri.
(ibn/ain)