Dengan demikian, tambah Erick, nantinya hanya akan ada dua maskapai dengan target pasar yang berbeda yakni full service carrier dan low cost carrier (LCC).
Sekadar informasi, sebesar 99,99% saham Pelita Air dimiliki oleh Pertamina. Sisanya menjadi porsi milik Pertamina Pedeve Indonesia.
Kemudian, Citilink pada 2021 berstatus sebagai anak usaha Garuda Indonesia. Ini mengingat Garuda Indonesia adalah pemegang 98,65% saham Citilink. PT Aero Wisata juga tercatat sebagai pemilik 1,35% saham Citilink.
Sementara, pemegang saham Garuda Indonesia periode 2021 adalah, Negara Republik Indonesia sebesar 60,54%, perorangan 5,78%, dan sejumlah pemegang saham lain, termasuk entitas milik pengusaha Chairul Tanjung, PT Trans Airways. Perusahaan ini memiliki 25,81% saham GIAA.
Struktur pemegang saham Garuda Indonesia kemudian berubah sejalan imbas restrukturisasi utang. Negara saat ini memiliki 64,54% saham, sementara Trans Airways berkurang drastis menjadi hanya 8%.
(mfd/dhf)