Pada tahun 2018, lonjakan harga beras akibat kekurangan pasokan telah memicu inflasi di Filipina dan memicu kenaikan suku bunga pada tahun itu. Harga beras di Asia melonjak ke titik tertinggi dalam hampir 15 tahun bulan lalu karena India, eksportir terbesar, semakin membatasi pengiriman.
Konflik Rusia-Ukraina, pelarangan ekspor beras oleh India, dan ketidakpastian harga minyak dunia telah mendorong harga eceran beras di Filipina.
Pasokan beras untuk paruh kedua tahun ini akan mencapai 10,15 juta metrik ton, atau lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan saat ini sebesar 7,76 juta MT, menurut perkiraan oleh Departemen Pertanian. Stok akhir diperkirakan sebesar 2,39 juta MT, yang akan bertahan hingga 64 hari.
Marcos memerintahkan polisi untuk membantu pemerintah dalam memastikan implementasi ketat batasan harga ini. Biro Bea Cukai akan meningkatkan inspeksi dan penggerebekan gudang beras untuk melawan penimbunan dan impor ilegal.
(bbn)