Dengan kata lain, konsumen minyak goreng di Tanah Air mencari opsi yang lebih murah dengan kualitas tak jauh berbeda.
"Minyakita itu adalah minyak goreng curah yang dikemas menjadi lebih premium. Banyak konsumen dari kalangan menengah ke atas yang akhirnya pindah ke Minyakita," ujarnya.
Saya pastikan [stok] minyak goreng di Indonesia ini aman, ketersediaan stoknya masih ada.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi
Sekadar catatan, Minyakita dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000/liter. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng premium yang dijual dengan harga Rp18.000—Rp25.000/liter.
Arief memaparkan konsumsi minyak goreng mencapai 5 juta ton setiap tahunnya. Perinciannya adalah 1,6 juta ton untuk curah industri dan 3,4 juta untuk kebutuhan rumah tangga yang terdiri dari 1,1 juta ton ton kemasan premium, 200.000 ton kemasan khusus atau Minyakita, dan 2,1 juta ton kemasan curah.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga menyebut masuknya minyak goreng kemasan khusus Minyakita ke ritel modern disinyalir menjadi salah satu penyebab kelangkaan yang diikuti oleh lonjakan harga minyak goreng di Tanah Air.
Terlebih, banyak pengguna minyak goreng premium yang akhirnya beralih ke Minyakita karena lebih murah.
"Banyak pengguna minyak goreng premium yang beralih ke Minyakita, apalagi setelah Minyakita hadir di ritel modern. Seharusnya disalurkannya lewat pasar tradisional saja," katanya dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (07/02/2023) di Jakarta Pusat.
(rez/wdh)