Lalu upah per jam pada Agustus diperkirakan tumbuh 0,3%. Melandai dibandingkan pertumbuhan Juli yang 0,4%.
Perkembangan ini menandakan pasar tenaga AS mulai longgar, tidak lagi ketat. Artinya, tekanan inflasi akan berkurang.
Dengan demikian, ada harapan The Fed sudah selesai dengan siklus kenaikan suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate ditahan di 5,25-5,5% dalam rapat September adalah 88%.
Tanpa sentimen kenaikan suku bunga acuan, emas akan diuntungkan. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Berinvestasi di emas kurang menarik dalam iklim suku bunga tinggi.
Namun semua ini baru ekspektasi, faktanya baru akan tersaji malam nanti. Selagi menunggu, sepertinya pelaku pasar memilih untuk menahan diri. Ini yang membuat harga emas sulit bergerak.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, sejatinya emas masih berada di fase bullish. Terlihat dari skor Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 56,39.
Nilai RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang bullish.
Meski begitu, kemungkinan emas akan memasuki fase konsolidasi. Maklum, harga sudah naik 1,2% dalam sepekan terakhir. Sepertinya akan ada koreksi teknikal.
Target koreksi atau support terdekat ada di US$ 1927/ons seperti tercermin dari Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 1.924,25/ons akan menjadi support selanjutnya.
(aji)