Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso memperkirakan jika Indonesia bakal memenuhi 50% dari kebutuhan EV global. Dia juga memprediksi akan ada peningkatan permintaan baterai EV pada 2030 sebanyak 5.000 GWH.
"Karena MIND ID bertujuan untuk menjadi 5 besar perusahaan pertambangan global pada tahun 2033, kami siap berkontribusi terhadap pemenuhan permintaan global akan bahan baterai EV melalui produk olahan kami yang berasal dari komoditas yang ada serta komoditas potensial di masa depan," ujarnya di sela Asean Energy Bussines Forum (AEBF) 2023 di Bali, Jumat (25/8/2023).
Proyek EV Indonesia Meningkat
Kebangkitan Indonesia sebagai produsen kobalt terbesar dunia juga diyakini akan memacu minat terhadap komoditas logam biru itu dari perusahaan-perusahaan EV yang tengah berebut mencari pasokan.
Menurut laporan Cobalt Institute, hanya dalam tiga tahun atau sejak 2020, Jakarta telah menandatangani kesepakatan senilai sekitar US$5 miliar (sekitar Rp76,5 triliun) untuk produksi baterai dan EV. Presiden Joko Widodo melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan juga telah mencoba membujuk Elon Musk dari Tesla Inc. untuk berinvestasi.
Cobalt Institute juga mencatat, dari hanya 4 proyek EV pada awal 2020, Indonesia kini memiliki 42 proyek pada awal 2023. Angka ini diperkirakan akan lebih banyak lagi proyek pada tahun-tahun mendatang.
(ibn/ain)