Michael Winfrey - Bloomberg News
Bloomberg, Utusan Republik Ceko untuk NATO mengatakan Ukraina dapat bergabung dengan aliansi militer itu. Asalkan, pertempuran melawan Rusia berakhir, perbatasan stabil, dan dapat berkontribusi pada keamanan aliansi NATO.
Jakub Landvosky, duta besar Praha untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO), mengatakan preseden sejarah menunjukkan bahwa perjanjian damai antara Ukraina dan Rusia mungkin tidak diperlukan untuk menjadi anggota NATO. Namun, keputusan kapan perang berakhir akan menjadi hak Ukraina.
"Ketidakstabilan dan permusuhan harus diakhiri," kata Landovsky dalam wawancara pada hari Rabu (30/8/2023) di Kementerian Luar Negeri di dekat Kastil Praha. "Namun pada akhirnya, hanya Ukraina yang bertanggung jawab menjawab pertanyaan di mana seharusnya perbatasan berada. Tidak ada orang dari luar yang bisa mengomentari hal itu."

Aliansi dengan 31 negara anggota ini menawarkan komitmen yang diperbaharui pada Juli kepada Ukraina, yang pada akhirnya memperbolehkan mereka bergabung bersama jaminan keamanan baru dari negara-negara G-7. Namun, jadwal waktu tersebut masih tidak jelas karena NATO tidak dapat menerima anggota baru yang sedang berperang karena hal ini akan secara otomatis memicu kewajiban mereka untuk membela.
Penjelasan Landovsky tentang kriteria keanggotaan, yang mencakup memastikan sistem pemerintahan Ukraina sejalan dengan sekutunya, muncul di tengah serangan balasan di mana pasukan Ukraina berusaha memutus jembatan darat Moskow ke pangkalan yang sangat dijaga ketat di Crimea. Tujuannya adalah untuk mengusir para penjajah Rusia dan merebut kembali wilayah yang diduduki.
Meskipun pejabat Ukraina telah mengumumkan kemajuan baru, terutama di wilayah Zaporizhzhia selatan, seruan baru untuk perundingan damai telah meningkat dari negara-negara yang memperkuat pesan Kremlin.
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, yang memiliki hubungan terdekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di antara pemimpin Uni Eropa, mendesak negara-negara barat untuk membuat "kesepakatan" dengan Kremlin yang seharusnya tidak mencakup pengembalian Crimea atau keanggotaan NATO.
Dalam wawancara dengan mantan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson, dia mengatakan penyerahan Crimea oleh Moskow "sangat tidak realistis."

Landovsky menyatakan keterkejutannya atas komentar Orban, terutama saat dia menyebut invasi berdarah Uni Soviet ke Hongaria pada 1956 dan pemerintahan totaliter selama beberapa dekade yang diputuskan bukan di Budapest tetapi di Moskow. Dia juga menegaskan kembali poin yang dibuat oleh para pemimpin negara-negara NATO bahwa bukan hak negara lain untuk memutuskan Ukraina.
"Satu-satunya entitas yang bisa memikirkan, merumuskan, atau berbicara tentang hal-hal ini adalah Ukraina sendiri," katanya.
Landovsky juga mengatakan dia yakin bahwa Hongaria dan Turki, yang saat ini merupakan negara terakhir yang menentukan bergabungnya Swedia dengan NATO, akan setuju dalam beberapa bulan mendatang. Namun, proses tersebut memerlukan banyak waktu diplomasi dan pembangunan konsensus.
"Saya yakin hal ini akan terjadi dalam beberapa waktu dekat, pada musim semi tahun depan," katanya.
(bbn)