Logo Bloomberg Technoz

Setelah kenaikan bunga acuan secara agresif pada 2022, Jerome Powell, ketua the Fed dan kolega telah memperlambat laju pengetatan moneter tahun ini dan memberi sinyal bahwa mereka mungkin sudah dekat dengan akhir misi.

Bulan lalu, bank sentral AS menaikkan bunga acuan ke kisaran 5,25%-5,5%, menjadi level tertinggi dalam 22 tahun setelah melewatkan kenaikan pada Juni.

Proyeksi terakhir pasar, the Fed akan menaikkan lagi 25 bps tahun ini.

Dalam acara simposium bank sentral di Jackson Hole, pekan lalu, Powell menyatakan laju inflasi masih terlalu tinggi dan bank sentral bersiap melakukan upaya lebih banyak untuk menurunkannya.

"Kami bersiap menaikkan bunga acuan lebih lanjut bila dibutuhkan dan berniat mempertahankannya di level restriktif sampai kami cukup percaya diri bahwa inflasi telah menurun secara substansial menuju target," katanya. 

Bostic menyatakan ia tidak bisa mengesampingkan perlunya kenaikan bunga lagi. "Jika kondisi berjalan seperti yang saya antisipasi dan inflasi atau ekspektasi inflasi tiba-tiba berbalik arah dan mulai naik, maka saya pasti akan mendukung tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan perekonomian AS ke jalur menuju stabilitas harga," jelasnya.

Sementara ia menyarankan untuk bersabar, Bostic juga menyerukan perlunya suku bunga tetap tinggi untuk waktu lebih lama.

"Itu tidak berarti saya akan melonggarkan kebijakan dalam waktu dekat," katanya. "Inflasi di Amerika masih terlalu tinggi. Perjuangan melawan inflasi telah menunjukkan kebijakan signifikan. Inflasi jauh dari tingkat tertingginya yang kita lihat tahun lalu. Namun, penting bagi kita mengembalikannya ke target," jelas Bostic.

Bostic mengutip sejumlah langkah yang menunjukkan bahwa inflasi telah mengalami kemajuan dalam mencapai target, termasuk inflasi yang sulit dijinakkan oleh Fed Atlanta, serta harga rumah sewa yang dilaporkan dalam data resmi dengan ketertinggalan.

Mengingat hal tersebut, “inflasi yang mendasarinya mungkin sudah mendekati target kami,” kata Bostic.

Bostic menggambarkan pasar tenaga kerja berada dalam periode “pendinginan terukur” dan mencatat bahwa revisi dapat menurunkan kenaikan gaji yang dilaporkan sebelumnya. Dunia usaha berencana mengurangi kenaikan upah, tambahnya.

“Pasar kerja mungkin akan mendingin lebih cepat dari angka-angka yang diperkirakan, karena pertumbuhan total jam kerja telah melambat lebih dari pertumbuhan lapangan kerja karena meningkatnya jumlah pekerjaan paruh waktu baru-baru ini,” kata Bostic.

(bbn)

No more pages