Tarif interchange telah menjadi isu kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun Visa dan Mastercard yang menetapkan tarif biaya tersebut, pihak perbankanlah yang menerbitkan kartu dan menanggung sebagian besar biaya itu.
Meski biayanya hanya beberapa sen setiap transaksi pembelian, biaya tersebut telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena semakin banyak konsumen memakai kartu kredit. Kartu kredit biasanya mengenakan biaya interchange lebih mahal dibanding kartu debit.
Secara keseluruhan, peritel di Amerika telah mengeluarkan biaya gesek sebesar US$160,7 miliar tahun lalu, naik 16,7% dari tahun 2021, menurut publikasi industri Nilson Report.
Visa dan Mastercard tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kabar ini. Berita tentang biaya interchange ini pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal pada Rabu pagi lalu.
-- dengan bantuan Yueqi Yang.
(bbn)