Pemerintah setempat pun turun tangan dengan memerintahkan penambang untuk memacu produksi ke tingkat rekor, membatasi harga, dan memaksa produsen menandatangani kontrak untuk menjamin pasok batu bara ke pembangkit listrik.
Sayangnya, pabrikan pengolahan batubara-ke-kimia tidak menerima insentif tersebut, dan batu bara untuk penggunaan nonlistrik dijual dengan harga premium yang jauh lebih mahal dari bahan bakar yang dijual ke generator atau pembangkit listrik.
Dikutip dari Bloomberg News, Kamis (09/02/2023), Yitai mengatakan pembelian batu bara oleh subsektor industri kimia lainnya telah meningkat dari 35% biaya operasi pada 2018 menjadi 60% saat ini.
China telah mendorong perluasan industri batu bara ke bahan kimia karena ketergantungannya pada impor minyak dan gas alam (migas) dan bahan baku bahan kimia tradisional.
Langkah tersebut menimbulkan tantangan lingkungan karena emisi dari proyek ini jauh lebih tinggi dari pada produksi berbasis gas, menurut Badan Energi Internasional.
Penangguhan Yitai terjadi karena industri batu bara China mungkin akan berbelok arah. Harga batu bara jatuh dan musim dingin sebagian besar telah berlalu tanpa kekurangan setelah ledakan pertambangan.
Timbunan stok di pelabuhan utara berada pada level tertinggi untuk musim ini setidaknya dalam lima tahun, menurut analis Morgan Stanley.
(bbn/wdh)