Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menolak berbicara panjang dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dia pun menunjuk Wakil Menteri Keuangan Suhasil Nazara untuk menggantikannya menyampaikan paparan lembaganya.
Pimpinan Komisi XI sempat meminta Sri Mulyani untuk memberikan komentar terhadap sejumlah pertanyaan dan pendapat anggota dewan jelang akhir rapat. Namun, dia kembali meminta Suhasil mengambil alih perannya tersebut.
"Tadi ingin bicara, tapi belum bisa. Ya, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Kamis (31/8/2023).
Hari ini, Komisi XI DPR memang menggelar rapat kerja dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan Pusat Statistika (BPS). Mereka mengagendakan pembahasan asumsi dasar dalam RUU APBN tahun anggaran 2022 dan pengambilan keputusan asumsi dasar dalam RUU APBN 2024.
"Suara saya hilang, jadi mohon izin pak Wamen saja," ujar Sri Mulyani.
Suara Sri Mulyani memang terdengar sangat berat saat memberikan jawaban kepada anggota Komisi XI DPR. Dia mengeluarkan suara parau atau serak yang membuat kalimatnya tak cukup jelas. Dia pun nampak sangat berusaha saat ingin melontarkan kata atau kalimat.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, polusi udara di Jabodetabek telah memicu pertambahan angka pasien penyakit pneumonia, ISPA, dan asma hingga 24-34%. Polusi udara tersebut diukur berdasarkan lima komponen di udara yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni tiga bersifat gas (nitrogen, karbon, dan sulfur), dan dua bersifat partikulat (PM10 dan PM2,5).
Pemerintah pun mendorong masyarakat untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan. Selain itu, masyarakat diminta untuk menggunakan masker dengan tingkat kerekatan mencapai 93-95%.
Berdasarkan data IQAir, sekitar pukul 12.32 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta tercatat mencapai 166 AQI. Dua jam lalu, tepatnya pukul 10.00 WIB sempat menembus 175.
Polutan utama di udara yaitu PM2.5 bahkan terukur mencapai 102,6 mikrogram per meter kubik, atau lebih buruk 20,5 kali dari standar badan kesehatan dunia atau WHO. Udara di langit Kota Jakarta berada pada level tidak sehat.
(mfd/frg)