Mempertimbangkan situasi tersebut, Andrey mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp7.750/saham. Ia juga memberikan rekomendasi serupa untuk entitas usaha ASII lainnya, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dengan target harga Rp3.510/saham.
Sejalan dengan Andrey, sebanyak 24 analis berdasarkan konsensus Bloomberg memberikan rekomendasi buy ASII. Konsensus menghasilkan target harga Rp7.701/saham untuk 12 bulan ke depan.
Stevanus Juanda, analis UOB Kay Hian Sekuritas merupakan salah satu analis dalam konsensus. Rekomendasi buy ia pasangkan dengan target harga Rp7.600/saham.
Disorot BEI hingga Kontribusi AHM
Bursa Efek Indonesia (BEI) turut menyoroti isu rapuhnya sasis atau rangka enhanced Smart Architecture Frame (eSAF). Hal ini terungkap dalam surat permintaan penjelasan dari pihak bursa kepada PT Astra International Tbk (ASII).
Surat tersebut kemudian ditembuskan ke entitas usaha ASII, PT Astra Honda Motor (AHM). Permintaan penjelasan merujuk pada pemberitaan media lokal yang mengabarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta PT Astra Honda Motor (AHM) menarik atau recall motor Honda model tertentu.
Thomas Wijaya, Executive Vice President Director AHM mengatakan, sampai saat ini tidak ada perintah secara langsung dari pihak terkait soal recall.
"Kami memperoleh klarifikasi bahwa tidak ada pernyataan terkait imbauan maupun perintah penarikan produk (recall) dari Direktorat Pemberdayaan Konsumen Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan kepada AHM," jelas Thomas dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (29/8/2023).
BEI mengambil langkah tersebut karena mempertimbangkan efek material, khususnya terhadap harga saham ASII, dari ramainya isu rangka eSAF. Terlebih, AHM salah satu kontributor pemasukan Astra International.
AHM merupakan perusahaan ventura bersama antara Astra International dan Honda Motor Co., Ltd. (HMC). Keduanya memegang masing-masing 50% saham AHM.
Berdasarkan laporan keuangan ASII semester I-2023, Pendapatan AHM selama paruh waktu pertama tahun ini tidak bisa dikesampingkan. Angkanya naik 41,24% secara tahunan menjadi Rp47,91 triliun. Laba bersih AHM juga mengalami kenaikan hingga 88,62% menjadi Rp4,42 triliun.
Dengan porsi kepemilikan ASII secara langsung sebesar 50%, perusahaan mencatat pendapatan bersih yang diperoleh dari pihak berelasi, dalam hal ini AHM, sebesar Rp2,32 triliun. Nilai ini lebih besar dibanding semester satu tahun lalu, Rp1,65 triliun.
(fad/dhf)