Kemudian, data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja turun sebanyak 338.000, lebih tinggi dari ekspektasi, menjadi 8,83 juta pada Juli, terendah sejak Maret 2021.
Data ini merupakan penurunan lowongan kerja selama tiga bulan berturut-turut, dua data di atas mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS secara perlahan mulai melambat.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data Consumer Confidence Index (CCI) AS oleh The Conference Board drop ke level 106,1 pada Agustus dari level 114 pada Juli, lebih rendah dari ekspektasi pasar yang naik ke level 116. Masyarakat AS merasa kurang yakin secara keuangan karena tingkat inflasi dan suku bunga yang tinggi telah menekan keinginan mereka untuk berbelanja.
Adapun data CCI dan inflasi AS cukup menyita perhatian investor di tengah tekanan inflasi yang tak kunjung surut.
“Pelemahan pada data Indeks Kepercayaan Konsumen (Consumer Confidence Index) AS dan data pasar tenaga kerja AS memperkuat ekspektasi Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kemungkinan besar sudah selesai menaikkan suku bunga acuan,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari regional, investor mencerna data indikator inflasi (Consumer Price Index/CPI) bulanan Australia yang berhasil melambat menjadi 4,9% yoy pada Juli, dari sebelumnya 5,4% pada Juni dan lebih rendah dari ekspektasi pasar 5,2%
Ini merupakan tingkat inflasi Australia terendah sejak Februari 2022, terutama disebabkan oleh perlambatan harga perumahan dan makanan, meskipun tetap berada jauh di atas kisaran target Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) pada 2–3%.
Investor juga tengah menanti lanjutan data PMI Manufaktur dan tingkat inflasi pada Jumat, terutama data China dan juga Indonesia.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,13% ke 6.966 dan masih didominasi oleh volume pembelian, penguatan IHSG pun mampu break area resistancenya.
“Posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave v dari wave (i), namun demikian diperkirakan IHSG akan terkoreksi terlebih dahulu ke area 6.922-6.955,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (31/8/2023).
Herditya juga optimis, selama IHSG masih mampu berada di atas 6.869 sebagai supportnya, maka IHSG berpeluang menguat kembali menguji rentang area 7.025-7.072.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ADMR, BTPS, MEDC dan SRTG.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi akan terjadi pullback pada perdagangan hari Kamis.
“IHSG sempat uji level psikologis 7.000 pada Rabu. Pola shooting star dan indikasi overbought pada Stochastic RSI mengindikasi kondisi rawan profit taking pada Kamis. Hati-hati potensi tutup gap ke 6.950 pada Kamis,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham TLKM, ASII, ADMR, MDKA, MEDC, AUTO dan MIDI.
(fad/ggq)