Selama beberapa tahun terakhir, merek-merek seperti Loro Piana, Louis Vuitton, dan Maison Margiela telah meluncurkan layanan berbasis blockchain konsorsium Aura yang memungkinkan pelanggan memverifikasi bahwa barang mereka bukan barang palsu.
Tas Mewah Palsu Meningkat
Harapannya, pelacakan tas tangan, mantel, jam tangan, dan cincin berlian dengan cara ini dapat mengubah cara permainan industri untuk melawan pasar barang palsu yang semakin merajalela.
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada 2019 perkirakan produk palsu dan bajakan senilai US$464 miliar (Rp7.000 triliun) diperdagangkan setiap tahun, menyumbang 2.5% dari perdagangan dunia.
Teknologi blockchain hanyalah salah satu senjata yang digunakan oleh sektor ini dalam ‘pertempuran’ bertahun-tahun melawan barang palsu. Upaya lainnya juga telah dilakukan Richemont dengan membuat platform untuk berbagi informasi tentang jam tangan dan perhiasan yang hilang atau dicuri, serta peluncuran sistem verifikasi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang disebut Authentique Verify oleh Patou, yang dimiliki oleh LVMH.
Memberikan pelanggan cara yang lebih diandalkan untuk membuktikan keaslian sebuah produk dapat membantu meningkatkan daya tarik terhadap produk asli, dibarengi dengan makin dipersulitnya menjual barang palsu di pasar barang bekas. Dengan memudahkan pelanggan untuk meneruskan atau menjual kembali produk mereka, teknologi ini dapat membantu membuktikan bahwa banyak dari barang berharga ini memiliki nilai investasi.
"Sertifikat otentikasi digital adalah pemecah masalah yang sangat besar," kata Stefano Rosso, ketua rumah mode Prancis Maison Margiela dan chief executive officer BVX, yang keduanya merupakan bagian dari OTB Group.
"Secara paralel, ini membantu kami memasarkan produk dan melacak asal produk tersebut,” tambahnya.
Sektor lain telah bermain-main dengan teknologi ini selama bertahun-tahun, tetapi belum mengimplementasikan aplikasi dalam skala besar. Contohnya, Wall Street telah berada di garis depan pengembangan sistem blockchain, tetapi perkembangannya lebih lambat dalam lingkungan yang sangat diatur dengan sistem yang kompleks yang sudah ada.
Konsekuensi dari gangguan, misalnya, dalam sistem kliring perdagangan ekuitas akan sangat berbeda dengan cacat dalam sistem yang melacak tas tangan. Beberapa kemajuan masih terus dilakukan, tetapi banyak proyek yang diumumkan bertahun-tahun yang lalu belum diimplementasikan, sementara yang lain telah dibatalkan.
Meskipun sudah miliaran dolar diinvestasikan, sulit untuk menemukan adopsi mainstream dari aplikasi di luar mata uang kripto. Implementasi blockchain dalam barang mewah akan menjadi ujian signifikan untuk mengetahui apakah teknologi ini memiliki utilitas dalam skala yang melebihi kasus penggunaan aslinya.
(bbn)