Nicke berharap dengan penjelasan tersebut tidak akan menjadi perdebatan di ruang publik. Dia memastikan usulan tersebut sudah menjadi kajian internal pihaknya yang kemudian diusulkan kepada pemerintah.
"Namun implementasinya, tentu ini menjadi ranah pemerintah untuk memutuskan," tegas dia.
Sebelumnya, Pertamina menegaskan pada tahun depan akan menjual tiga jenis bensin dengan RON lebih tinggi, yaitu Pertamax Turbo, Pertamax Green 92, dan Pertamax Green 95.
“Pada 2024, mohon dukungannya juga, kami akan mengeluarkan Pertamax Green 92, yaitu Pertalite campur etanol naik oktannya dari 90 ke 92. Jadi tahun depan hanya akan ada 3 produk. Pertamax Green 92 dengan mencampur RON 90 dengan 7% etanol, Pertamax Green 95 mencampur Pertamax dengan etanol 8%, dan Pertamax Turbo. Jadi ada dua gasoline, green energy yang akan menjadi produk Pertamina,” paparnya.
Secara bertahap, lanjut Nicke, permintaan pasar untuk bahan bakar tersebut akan terus dipacu pada 2025 agar investasi bioenergi dapat ditingkatkan, sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengalokasikan lahan 700.000 hektare (ha) demi swasembada gula dan etanol.
“Dari situ kami berharap penambahan suplai 1,2 juta kl untuk pencampuran dari gasoline dan ini semua kita perlu beberapa support. Pertama, pembebasan bea cukai. Kedua, investasi bioetanol di dalam negeri,” katanya.
(ain)