Selain Pertamax Green 92, Nicke mengatakan Pertamina bakal mengeluarkan satu lagi produk lain pada 2024. Pertamax Green 95 merupakan bauran Pertamax dengan bioetanol 8%. “Jadi, ada 2 green gasoline, green energy, low carbon yang jadi produk dari Pertamina."
Untuk diketahui, Standar emisi Euro 4 diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O.
Adapun, spesifikasi BBM dengan standar Euro 4 adalah memiliki oktan minimal 91, bebas timbal, dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm. Meski mendekati standar tersebut, Pertamax dikatakan belum sesuai lantaran kandungan sulfurnya masih 500 ppm. Adapun, jenis BBM Pertamina saat ini yang diklaim sudah sesuai standar tersebut adalah Pertamax Turbo.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengakui mayoritas BBM yang diproduksi oleh Pertamina saat ini masih beroktan rendah. Pada akhir 2024, ungkapnya, Pertamina baru akan memproduksi BBM dengan standar Euro 5 dengan RON.
“Sebetulnya begini, arah [BBM] kita tuh belum tinggi [standarnya]. Jadi, kilang kita baru akhir 2024 yang [bisa memproduksi BBM dengan standar] Euro 5. Salah satu kilangnya dikelola Pertamina. Namun, kan tidak bisa cepat. Kalau sekarang ini, ya pakai RON yang sudah ada. Jadi, jangka pendeknya, misalnya BBM diesel ya CN51. Misalnya begitu. Kalau [BBM] yang lain ya RON yang lebih tinggi,” terangnya.
Meski saat ini pemerintah hanya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan BBM dengan RON lebih tinggi, Tutuka tidak menutup kemungkinan ke depannya imbauan tersebut bisa dibakukan menjadi aturan jika kilang-kilang di Indonesia sudah bisa memproduksi BBM standar tinggi; setidaknya untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta.
(wdh)