Niluksi Koswanage - Bloomberg News
Bloomberg, India mengajukan protes diplomatik kepada China terkait penerbitan peta resmi China yang mengklaim wilayah India di Himalaya.
Protes ini menandakan bahwa ketegangan atas sengketa perbatasan masih menghangat sebelum pertemuan besar G-20 bulan depan.
Pekan ini, Beijing merilis sebuah peta resmi yang menunjukkan bagian dari negara bagian India, Arunachal Pradesh, berada di bawah kendali China.
Tindakan ini merupakan ekspansi dari langkah yang dilakukan pada April untuk mengganti nama 11 area di wilayah tersebut sebagai bagian dari Tibet Selatan. Aksai Chin, sebuah dataran tinggi yang dipersengketakan di Himalaya Barat dan diklaim oleh India tetapi dikendalikan oleh China, juga dimasukkan.
"Kami menolak klaim ini karena tidak memiliki dasar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (28/08/2023) malam. "Langkah-langkah semacam itu dari pihak China hanya memperumit resolusi masalah perbatasan."
China merilis peta tersebut sebagai versi resmi untuk acuan. Perusahaan asing kadang-kadang menghadapi masalah dengan pemerintah China terkait penggunaan peta. Tahun lalu, bisnis toko serba ada milik Seven & i Holdings Co. di China didenda karena mengidentifikasi Taiwan sebagai negara independen di situs webnya.

Munculnya ketegangan terbaru ini datang beberapa hari setelah Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Narendra Modi berbicara singkat di KTT BRICS di Johannesburg, di mana keduanya meminta pejabat negara masing-masing untuk bekerja menyelesaikan sengketa perbatasan yang kini memasuki tahun ketiganya.
Kedua negara tetangga yang bersenjata nuklir ini berbagi perbatasan sepanjang 3.488 kilometer dan terjebak dalam konflik teritorial terburuk dalam empat dekade akibat bentrokan mematikan pada Mei 2020. Beberapa pembicaraan telah sedikit meredakan ketegangan, dengan ribuan tentara, rudal, dan jet tempur masih ditempatkan di sepanjang perbatasan Himalaya.
Namun Xi dan Modi sebagian besar menghindari pembicaraan secara langsung sejak sengketa dimulai meskipun berpapasan di sejumlah pertemuan internasional. Xi diperkirakan akan menghadiri pertemuan para pemimpin G-20 di New Delhi pada 9-10 September.
India telah mendorong perusahaan untuk menghindari berdagang dan berinvestasi China, melarang beberapa aplikasi ponsel yang dikembangkan oleh negara tetangganya itu, dan membatasi penerbitan visa kepada warga negara China.
--Dengan asistensi Jing Li dan Sudhi Ranjan Sen.
(bbn)