Logo Bloomberg Technoz

Dengan masih belum pastinya outlook ekonomi di negara-negara maju, sedikit banyak itu memengaruhi pula prospek di negara-negara berkembang. 

Indonesia masih cukup beruntung dengan mengandalkan kinerja konsumsi domestik di kala pesta harga komoditas telah berakhir ditambah pelemahan permintaan global. "Resiliensi ekonomi RI terjaga dengan tumbuh di 5,3% tahun lalu dan kuartal II-2023 masih di atas 5%. Peningkatan daya beli masyarakat menjadi kunci pertumbuhan konsumsi," kata Sri.

Adapun pelemahan kinerja ekspor sejurus dengan kelesuan global dan berakhirnya rezeki runtuh komoditas, telah diantisipasi dengan kebijakan hilirisasi, demikian jelas Bendahara Negara. 

Dengan gambaran itu, pemerintah optimistis momentum pertumbuhan tahun depan bisa terjaga di angka 5,2% dengan inflasi yang kian landai di 2,8% dan asumsi nilai tukar di Rp15.000/US$. Sementara pajak diperkirakan akan tetap tumbuh 9,3% dengan total penerimaan pajak diprediksi naik 8,9%.

Sri Mulyani memaparkan, asumsi defisit APBN 2024 di angka 2,29% akan dikelola dengan hati-hati menyusul spektrum global yang masih dihadapkan pada bunga tinggi dalam waktu lebih lama. "Keseimbangan primer masih negatif namun sangat tipis di Rp25,5 triliun. Itu akan diharapkan [bisa] balance," jelasnya.

(mfd/rui)

No more pages