"Rehabilitasi lahan kritis sebaiknya dapat memberikan insentif kepada masyarakat setempat dan pohon-pohon yang ditanam bernilai ekonomi, baik itu pohon kayu maupun buah secara wanatani. Melalui praktik agroforestri dapat memberikan manfaat ganda berupa pemulihan lingkungan dan keberlanjutan ekonomi. Program AZ Forest yang di Tanjung Puting agar bisa dialihkan ke DAS Citarum. Keberhasilan menanam 20 juta pohon akan bisa merehabilitasi dan merevitalisasi lahan kritis di luar kawasan hutan DAS Citarum, menjaga kelestarian sumber air sekaligus menyejahterakan masyarakat," ujar Luhut.
Luhut juga meninjau Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang Oxbow. Karena sampah juga menjadi isu krusial yang dihadapi Indonesia saat ini.
"Sekarang ini setiap langkah kita lakukan untuk menangani sampah ini, tadi dengan Pak Gubernur dan Pak Bupati di sini (TPST Cikukang Oxbow) mereka membuat RDF (Refuse Derived Fuel) itu kelihatannya berhasil. Dari sektor 7 mereka punya inovasi, bekerja sama dengan pusat membuat untuk proses sampah itu dengan standar yang bagus itu jadi bisa 1 jam 1 ton. Mesin ini tadi oleh Pak Gubernur Ridwan kita mau coba bikin per desa atau kelurahan satu. Jadi, nanti inovasi ini kita coba kembangkan," tambah Menko Luhut.
Untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim di Indonesia dan puncak El Nino yang diprediksi terjadi bulan Agustus-September, Luhut mengungkap langkah antisipatif sangat diperlukan. Seperti peringatan dini, pengumpulan air hujan, pengelolaan bendungan yang optimal, penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca, serta promosi pertanian tadah hujan dan sumur bor.
"Melalui Program Integrated Solid Waste Management (ISWMP) dengan dukungan World Bank di DAS Citarum telah dibangun fasilitas-fasilitas pengolahan sampah (TPST). Diharapkan dapat dikelola dan dioperasikan secara berkelanjutan. Untuk pengelolaan sampah di Kawasan Bandung Raya, diharapkan Pak Gubernur dapat mempercepat proses Pembangunan PSEL di Legok Nangka. Keberadaan PSEL ini tidak hanya menjadi langkah maju dalam mengatasi permasalahan sampah, tetapi juga memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menangani volume sampah yang semakin meningkat," tutup Menko Luhut.
(spt)