Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan laporan keuangan 2022, Tesla menjadi nomor wahid dengan kepemilikan empat pabrik di tiga benua, termasuk pabrik terbaru di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS). Pabrik-pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi lebih dari 1,9 juta unit per tahun.

“Dalam waktu dekat, kami [Tesla] akan mempercepat penghematan biaya dan meningkatkan produksi. Itu dilakukan dengan tetap fokus pada peta jalan,” sebut pernyataan resmi Tesla, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Tak hanya sampai di situ, Tesla juga gencar melakukan inovasi penjualan dengan membuka opsi penawaran kredit kepada para konsumennya selama 84 bulan atau hingga 7 tahun, pasca Elon Musk menyebutkan bahwa produsen mobil “Harus melakukan berbagai hal.”

Stasiun Supercharger Tesla Inc. di tempat parkir di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (20/7/2023). (Samsul Said/Bloomberg)

2. BYD Automobile Co Ltd.

Perusahaan BYD Automobile Co Ltd. yang berpusat di Shenzhen menempati peringkat kedua sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia. Pangsa pasar pabrikan kendaraan listrik ini mencapai 14,7%% secara global, tumbuh dari 10% pada kuartal I-2022.

Menariknya, laba bersih BYD Co. naik lebih dari 400% pada 2022 setelah produsen mobil China itu mencatatkan rekor penjualan Electric Vehicle (EV) dan terus bertarung dengan Tesla Inc. untuk merebut pangsa pasar.

Analis Morgan Stanley Tim Hsiao dan Cindy Huang menghubungkan keuntungan tersebut dengan rekor penjualan EV dan peningkatan pada bisnis memasok baterai untuk smartphone BYD, bersamaan dengan "Belanja yang terkendali dengan baik,” mengutip risetnya.

Analis selanjutnya, termasuk dari Morningstar dan BlombergNEF mengatakan, BYD nantinya akan menyalip Tesla dalam hal penjualan EV murni (tidak termasuk plug-in). Sebagian besar analis melihat peralihan terjadi pada paruh kedua dekade ini.

BYD yang didukung oleh Warren Buffett akan terus meningkatkan dorongan pasarnya ke luar negeri, termasuk ke Norwegia, Denmark, Inggris, Thailand, dan Australia.

3. Volkswagen Group

Volkswagen Group menempati peringkat selanjutnya dengan pangsa pasar mobil listrik sebesar 7,5%. Unggul dengan merek-merek terkenal seperti Audi, Bentley, Bugatti, Jetta, Cupra, Lamborghini, RUF, Porsche, SEAT, Škoda dan Volkswagen marques.

4. SAIC-GM-Wuling

Produsen asal China mencatatkan pendapatan konsolidasi US$5,6 miliar secara global, termasuk atas penjualan Internal-Combustion-Engine (ICE) pada 2022. Tidak banyak diketahui raihan pada pendapatan pada mobil listrik, namun Wuling menjadi salah satu produsen EV yang membandrol harga di level bawah.

Dalam laporan electrek terbaru, bersma GM, Wuling melalui usaha patungan SAIC-GM-Wuling telah membuka pesanan sering Wuling Bingo di akhir kuartal I-2023 dengan harga awal US$8.500 atau 59.800 yan. Hasilnya Wuling Bingo mendapatkan pesanan sekitar 16.383 unit di pasar domestik. Sepanjang 2020 dilaporkan seri Wuling Hongguang Mini EV menjadi yang terlaris.

Wuling bahkan sempat mengalahkan raihan penjualan Tesla pada wilayah yang sama. Hal yang meninggikan tensi persaingan harga mobil listrik di China. Pada 2022 Wuling Hongguang MINI EV tetap memimpin pasar ssecara keseluruhan. Penjualan tahunan mencapai 400.000 unit. Terjadi kenaikan 5,1%.

5. Geely-Volvo

Menyusul, perusahaan joint venture SAIC-GM-Wuling dan Geely-Volvo dengan pangsa pasar mobil listrik masing-masing 7,4% dan 5,7%. Sisanya, sekitar 41,1% merupakan pangsa pasar mobil listrik dari produsen lainnya.

Data produsen BEV di dunia. (Dok: Company Filings, Bloomberg Intelligence)

Menyusul lima teratas dalam hal persaingan, BMW berencana melipat gandakan investasinya untuk mobil listrik, setelah penjualan EV mereka meningkat lebih dari dua kali lipat pada awal 2023.

Chief Financial Officer BMW Walter Mertl mengatakan bahwa minat para pembeli terhadap EV mendorong perusahaan "Berinvestasi lebih banyak dari yang direncanakan semula dalam meningkatkan e-mobilitas global.”

Perkiraan penjualan mobil listrik penumpang hingga tahun 2024. (Dok: Simulasi BloombergNEF)

Dalam catatan Mertl, tertulis bahwa BMW akan mengeluarkan biaya lebih tinggi dari peningkatan persediaan untuk memastikan dapat memenuhi permintaan pelanggan.

Berbagai perusahaan-perusahaan produsen mobil listrik sedang berjuang untuk mengejar Tesla yang tengah gencar ekspansi secara agresif. Di China, yang merupakan pasar terpenting bagi Volkswagen, BMW, dan Mercedes-Benz Jerman, pabrikan lokal seperti BYD Co. semakin mendominasi penjualan mobil listrik.

Nio Inc. pemain baru mobil listrik dari China, percaya diri akan berhasil mencetak penjualan perusahaan  berlipat menjadi 250.000 unit pada 2023. Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Financial Officer Nio Inc. Steven Feng.

“Kami sangat percaya diri untuk mencapai target penjualan pada tahun 2023,” kata Feng dalam wawancara dengan Bloomberg Television, ujarnya pada Maret silam.

Pangsa pasar EV di China. (Dok: Bloomberg Intelligence)

Nio Inc. akan menerapkan strategi perilisan seri kendaraan mobil listrik baru, memperluas lokasi jaringan pengisian baterai, serta pengembangan teknologi yang terus berjalan. Feng yakin target penjualan dapat tercapai.

Pemain baru juga hadir, Ford Motor Co. Perusahaan yang telah menghabiskan dana pengembangan dan pembuatan mobil listrik sekitar US$50 miliar, dan tidak gentar dengan persaingan dengan pelaku industri EV yang sudah lebih dulu ada di pasar, seperti Tesla.

Dalam laporan Bloomberg Intelligence yang disusun oleh Michael Dean menilai, meskipun terdapat hiperbola, skenario yang terjadi menunjukkan bahwa perluasan penjualan EV global hanya akan tercapai sekitar 15-20% pada tahun 2025, dengan China akan tetap menjadi wilayah tertinggi utama, dengan setidaknya 25%.

Meskipun undang-undang emisi Eropa yang terus berkembang akan mendorong percepatan penyerapan mobil listrik, kawasan ini kemungkinan besar akan mempertahankan posisi kedua terbesar secara global, dengan pangsa pasar sebesar 20%.

Hal ini mengindikasikan bahwa potensi pasar di China terkonfirmasi masih sangat luas. Para pemain yang sudah ada di China akan lebih leluasa berekspansi, karena sudah mengetahui medan dan jenis tipe customer, sementara pemain baru dari luar China akan terlihat penuh tantangan kedepannya.

Sementara, Dean menyebut, Toyota sedang mempercepat penjualan EV, khususnya di China, Eropa, dan negara-negara bagian Amerika Serikat. Namun, Toyota tengah menghadapi tantangan termasuk biaya baterai, keterbatasan jangkauan, infrastruktur pengisian daya, harga mobil bekas dan penggunaan kembali baterai.

(fad/wep)

No more pages