Sejumlah pejabat AS menunda kunjungan ke China, menyebut bahwa kedatangan ke China akan memberikan sinyal yang salah. Blinken menambahkan, pemerintah AS akan memastikan berkompetisi secara sehat dengan China.
Drama ini masih jauh dari selesai. Tensi bisa kembali meningkat tergantung dari temuan AS di ‘bangkai’ balon milik China tersebut.
“Kami mendapatkan lebih banyak informasi. Kami belajar dari apa yang kami temukan,” tutur Blinken.
Ditanya soal apakah Presiden China Xi Jinping mengetahui soal balon tersebut, Blinken menjawab “China adalah yang bertanggung jawab, tidak melihat individual di level mana”.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan, keputusan untuk membiarkan balon itu masuk wilayah AS sebelum ditembak jatuh adalah untuk mengetahui lebih lanjut tujuan China dan bagaimana langkah terbaik untuk mengatasi masalah serupa pada masa mendatang.
“Kami meyakini bahwa kami sudah mempelajari program ini dan kami bisa melakukan monitor. Pihak intelijen sudah mendapatkan informasi yang luas,” sebut Ryder.
Para Anggota Kongres dari Partai Republik mengkritik mengapa pemerintah tidak lebih awal menembak jatuh balon tersebut. Pemerintah berdalih awalnya tidak melihat balon itu sebagai sebuah ancaman.
“Sulit untuk menerima mengapa mereka melakukan ini, mengingat China bisa mendapatkan informasi melalui satelit di orbit,” kata Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat Jack Reed.
AS, lanjut Reed, mungkin bisa lebih banyak mengetahui aktivitas intelijen China akibat insiden ini. “Jadi, ini adalah momen yang canggung buat China,” ujar Reed.
(bbn)