Dalam beberapa kasus—seperti pemeriksaan radang pada anak-anak berusia tiga tahun—yang dapat menghemat waktu dan biaya kunjungan ke dokter.
“Apoteker telah dilatih secara klinis untuk melakukan jenis layanan ini selama bertahun-tahun,” kata Kevin Host, senior vice president farmasi Walmart, dalam sebuah wawancara.
“Sekarang kami memulai pada negara bagian dan peraturan yang memungkinkan para apoteker untuk melakukan praktik usai pelatihan,”
Rite Aid Corp. juga berupaya membangun layanan serupa untuk pasien. Perusahaan menawarkan pengujian dan perawatan yang dikelola apoteker di Michiga. Rite Aid berencana untuk memperluas ke negara bagian lain.
Momentum politik
Selama pandemi, para pejabat AS untuk sementara mengizinkan apoteker untuk memberikan tes dan vaksin. Hal ini memberikan momentum politik di balik argumen yang telah berlangsung lama. Apoteker kini dapat melebihi kewenangan dari sekadar memberikan obat.
Dalam sesi legislatif negara bagian sepanjang 2022, terdapat 178 RUU yang diusulkan pada 38 negara bagian terkait praktik dan skema pembayaran apoteker, berdasarkan data National Alliance of State Pharmacy Associations. Hingga akhir tahun 44 usulan telah menjadi undang-undang.
Kelompok ini tidak banyak membuat kemajuan di tingkat federal. The Centers for Medicare and Medicaid Services kini tidak mengakui apoteker sebagai penyedia layanan perawatan yang dikembangkan Walmart, Walgreens, dan CVS. Alhasil asuransi dan biaya obat tidak dapat ditagihkan.
Jadi, meskipun jaringan dari peritel besar dan penyedia obat menjadikan pilihan yang nyaman, namun biayanya bisa menjadi mahal.
Di Walmart, biayan pemeriksaan mencapai US$70 dan tes antara US$59 hingga US$88. Walgreens mengatakan untuk paket tes flu dan Covid-19 dikenakan biaya US$19,99, ditambah US$44,99 untuk pemeriksaan pengobatan. CVS menolak untuk membahas harga.
Legislasi yang diperkenalkan di Dewan Perwakilan Rakyat AS awal tahun dapat menciptakan jalur bagi pasien untuk mendapatkan penggantian biaya. Jika regulasi ini diloloskan— the Equitable Community Access to Pharmacist Services Act—- akan memberikan cakupan pengobatan, tes dan perawatan yang diberikan oleh apoteker untuk penyakit pernapasan secara umum.
Dokter menolak
American Medical Association, yang mewakili ratusan ribu dokter dan profesional kesehatan AS, menentang aturan ini. Dalam sebuah pernyataan tertulis kepada para pemimpin DPR pada bulan April, kepala eksekutif AMA, James Madara, mengatakan bahwa apoteker tidak memiliki pendidikan atau pelatihan untuk ‘menjadi seakan-akan’ sebagai dokter.
Madara juga mengatakan bahwa RUU tersebut akan menambah tanggung jawab baru bagi profesional yang sudah terbebani. Hal ini mengutip dalam survei yang menunjukkan bahwa 91% apoteker menilai beban kerja mereka tinggi atau sangat tinggi.
(bbn)