Logo Bloomberg Technoz

Bahlil Bantah Pasok Nikel RI Habis dalam 15 Tahun

Sultan Ibnu Affan
29 August 2023 17:05

Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Selasa (7/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Kompleks pengolahan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Selasa (7/3/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menepis proyeksi bahwa cadangan nikel mentah Indonesia akan habis dalam 15 tahun ke depan.

Dengan demikian, dia menilai opsi pembatasan pabrik pengolahan atau smelter nikel –khususnya yang berbasis rotary kiln-electric furnace (RKEF)– masih belum urgen untuk dilakukan dalam waktu dekat. Demikian halnya dengan pembatasan terhadap izin usaha pertambangan (IUP) nikel baru.

“Belum ada satu kajian teknis yang menyatakan bahwa 15 tahun itu [cadangan nikel RI akan habis]. Itu kan baru persepsi saja. [Perkiraan] itu apabila cadangan yang terkira, yang sudah hasil eksplorasi dengan kapasitas smelter yang ada. Namun, kan banyak [lapangan] yang belum dieksplorasi. Masih banyak. Jadi saya tidak yakin 15 tahun,” ujarnya saat ditemui seusai forum Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik, Selasa (29/8/2023).

Bahlil pun berkeras bahwa Indonesia masih memiliki cadangan nikel dalam jumlah besar yang belum tereksplorasi, salah satunya di Papua. “Di Papua masih banyak nikel. Jadi saya pikir yang dikhawatirkan 15 tahun akan habis itu tidak benar,” tegasnya. 

Produsen nikel terbesar dunia pada 2022. (Sumber: Bloomberg)


Lebih lanjut, Bahlil memastikan pemerintah tidak akan memoratorium IUP nikel baru. Namun, dia akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kajian teknisnya sebelum menerbitkan IUP baru.