Logo Bloomberg Technoz

Abeer Abu Omar - Bloomberg News

Bloomberg, Cadangan devisa Arab Saudi turun lebih dari US$16 miliar atau setara Rp244 miliar bulan lalu. Penurunan tersebut adalah yang terbesar sejak harga minyak sempat negatif saat pandemi, dan negara tersebut menggunakan tabungannya untuk berinvestasi di saham-saham Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan bulanan bank sentral yang diterbitkan pada hari Senin (28/8/2023), aset luar negeri bersih turun menjadi 1,53 triliun riyal setelah kenaikan pada Mei dan Juni. Angka tersebut membawa Arab Saudi ke level terendah sejak akhir 2009, dan terjadi ketika negara itu memangkas produksi minyak sebagai upaya untuk menopang harga.

Cadangan devisa Arab Saudi anjlok. (Sumber: Bloomberg)

"Posisi aset luar negeri bersih seharusnya membaik pada bulan September, terutama ketika pembagian dividen pertama yang terkait dengan kinerja datang dari Aramco," kata Monica Malik, kepala ekonom di Abu Dhabi Commercial Bank PJSC.

Upaya Arab Saudi untuk mendukung harga minyak mentah dengan membatasi produksi tahun ini telah menyebabkan pendapatan negara menjadi jauh lebih kecil dari penjualan minyak di luar negeri. Setelah meraup keuntungan hampir US$326 miliar pada tahun 2022, Arab Saudi berisiko mengalami defisit anggaran lagi setelah surplus pertamanya dalam hampir satu dekade.

Negara ini telah mengubah strategi investasinya selama beberapa tahun terakhir, dengan menyimpan sebagian besar aset luar negerinya pada bank sentral setelah mengumpulkan ratusan miliar dolar dalam dana investasi milik negara (sovereign fund) termasuk Dana Investasi Publik dan Dana Pengembangan Nasional.

Penurunan pada bulan Juli adalah yang terbesar sejak pemerintah mentransfer US$40 miliar ke dana kekayaan dari bank sentral untuk diinvestasikan ke luar negeri ketika pandemi menghancurkan pasar global. Simpanan tersebut sekarang telah turun hampir 45% sejak mencapai puncaknya pada Agustus 2014.

Awal tahun ini, Arab Saudi sebagai eksportir minyak mentah terbesar di dunia mengumumkan akan membatasi pasokan minyak dan memompa sekitar 9 juta barel per hari. Pemotongan produksi tersebut sejak itu diperpanjang hingga akhir September yang meningkatkan risiko kontraksi ekonomi tahun ini.

Para pejabat mengatakan tahun lalu bahwa Arab Saudi berencana untuk menyimpan kelebihan pendapatan minyak. Mereka tidak akan menghabiskan uang tersebut sampai cadangan devisa kembali habis selama harga minyak melemah.

Cadangan devisa adalah kunci untuk menjaga kepercayaan pada patokan dolar Arab Saudi. Nilai tukar riyal dalam 12 bulan ke depan hampir tidak berubah pada Senin, tetap sedikit lebih lemah dari patokan 3,75. Akan tetapi, hal ini menunjukkan bahwa para trader melihat keterkaitan mata uang tersebut stabil.

(bbn)

No more pages