Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Pertumbuhan Upah Pekerja RI Kalah dengan Inflasi

Ruisa Khoiriyah
29 August 2023 14:34

Pekerja mencoba mesin pres sampah plastik di Jakarta Recycle Centre, Pesanggrahan, Jakarta, Kamis (20/7/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja mencoba mesin pres sampah plastik di Jakarta Recycle Centre, Pesanggrahan, Jakarta, Kamis (20/7/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat masih bertahan di tengah pelemahan ekonomi global dengan kinerja konsumsi domestik yang telah pulih. Akan tetapi, perbaikan kondisi lapangan kerja sejauh ini terlihat masih belum mampu bangkit dari kejatuhan karena pandemi.

Pertumbuhan upah di Indonesia masih belum mampu mengalahkan laju inflasi dengan tingkat pengangguran tinggi yang masih berada di level sebelum pandemi Covid-19. Dengan kini tingkat inflasi sudah terkendali, perbaikan upah masih menjadi tantangan di tengah kembali lesunya aktivitas manufaktur akibat pelemahan global.

Upaya merangsang penciptaan lapangan melalui peluncuran regulasi kontroversial Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) sejak 2020 dan direvisi Maret lalu, sejauh ini masih belum menunjukkan greget dalam mengurangi angka pengangguran jelang berakhirnya masa kekuasaan Presiden RI Joko Widodo tahun depan.

"Jumlah pekerjaan yang hilang pada tahun pertama pandemi telah kembali dengan rekrutmen tenaga kerja di sektor manufaktur yang sepertinya meningkat. Akan tetapi, angka pengangguran masih harus diatasi supaya bisa kembali rendah seperti sebelum pandemi," kata Tamara M. Henderson, ekonom Bloomberg Economics dalam riset terbaru yang dirilis kemarin, Senin (28/8/2023).

Tingkat pengangguran di Indonesia masih di angka 5,45% per Februari 2023, menurut data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik. Persentase itu setara dengan 7,9 juta orang. Angka itu jauh melampaui level sebelum pandemi pada 2019 di mana jumlah pengangguran di Indonesia sekitar 7,1 juta orang.