"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan kereta api ringan LRT terintegrasi wilayah Jakarta Bogor Depok dan Bekasi. Terima kasih," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi optimistis keberadaan LRT akan berdampak positif dalam mengurangi kemacetan Ibu Kota.
Sementara itu, kontraktor yang menjalankan proyek hingga fasilitas operasional LRT adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Penetapan tersebut tertuang dalam Perpres Nomor 65 Tahun 2016 sebagai perubahan terhadap Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan Light Rail Transit terintegrasi.
Adapun pembangunan LRT Jabodebek yang dilakukan oleh ADHI diperkirakan menghabiskan anggaran hingga Rp32,6 triliun. Anggaran ini digunakan untuk mengerjakan pekerjaan jalur, pekerjaan stasiun, depo dan Operation Control Center (OCC), serta pekerjaan fasilitas operasi dan trackwork.
Berdasarkan hal tersebut, ADHI ditugaskan untuk mengerjakan tidak hanya membangun prasarana tetapi juga mencakup depo, konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi.
Sebagai tambahan, LRT Jabodetabek ini dikerjakan bersama dengan PT Industri Kereta Api atau INKA (Persero) dan bekerja sama dengan PT LEN Industri (Persero), dan dengan perusahaan multinasional di bidang teknologi dengan menggunakan moving block signal dan software dari Siemens AG Jerman.
Harga Saham ADHI Ikut Semringah
Pada perdagangan Selasa (29/8/2023), saham Adhi Karya (ADHI) bergerak menguat 16 poin atau setara dengan kenaikan 3,81%% ke level Rp436/saham. Setelah ditransaksikan sebanyak 1.648 kali. Volume transaksi mencapai 11,81 juta saham, dengan nilai transaksi Rp5,12 miliar.
Akan tetapi, sepanjang Agustus saham ADHI masih mencetak kontraksi 40 poin atau 8,40%. Lebih jauh lagi, secara Year-to-Date (YtD), saham ADHI melemah 9,92% dan sempat mencapai level terendahnya Rp334/saham pada Maret.
Sebagai catatan, kinerja laporan keuangan ADHI masih belum seimpresif peresmian LRT, di mana laba kotor ADHI tercatat sebesar Rp653,32 miliar pada semester I-2023. Angka tersebut drop 6,57% dibandingkan dengan semester I-2022 kemarin.
Adapun pendapatan dari segmentasi teknik dan konstruksi Adhi Karya turun menjadi Rp5,19 triliun. Kemudian, pendapatan properti dan pelayanan juga turun dan tersisa Rp303,59 miliar. Padahal kedua segmen tersebut merupakan kontributor utama pendapatan Adhi Karya.
Menariknya, ADHI berhasil membukukan efektifitas sejumlah 18,42% dari pencatatan beban keuangan, dengan menjadi Rp358,32 miliar, padahal sebelumnya mencatat mencapai Rp439,27 miliar.
Atas raihan tersebut ADHI menghasilkan laba bersih mencapai Rp12,41 miliar, melesat naik 21% dari sebelumnya hanya Rp10,23 miliar.
Saham BUMN Karya lainnya ikut menghijau tersengat sentimen positif tersebut, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menguat 12 poin atau 3,20% ke level Rp386/saham. Sejak awal perdagangan saham WIKA terus optimis dengan sempat tertinggi pada Rp390/saham.
Senada saham PT PP Tbk (PTPP) melesat naik 15 poin menuju harga Rp600/saham. Dengan sempat mengawali perdagangan hari ini pada posisi tertinggi Rp605/saham.
Sementara rekan BUMN-nya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga menguat 270 poin atau setara dengan kenaikan 7,31 ke posisi Rp3.960/saham pada jeda sesi I. Dengan sempat menguat hingga level tertinggi Rp4.000/saham.
(fad)