Logo Bloomberg Technoz

"Reaksi pemerintah China terhadap air yang diolah ini sangat keras," kata Hajime Sakai, kepala manajer dana di Mito Securities Co. 

"Laporan media lokal tentang pembatalan tur ke Jepang dan boikot telah menimbulkan kekhawatiran bahwa dampak terhadap bisnis turis ke Jepang mungkin akan menyebar secara tak terduga ketika China bersiap untuk musim perjalanan."

Produk Jepang di Indonesia

Bagaimana andai Indonesia juga ikut-ikutan mewacanakan boikot terhadap produk Jepang? Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian nasional?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Jepang adalah negara pemasok barang impor terbesar ketiga buat Indonesia. Selama periode Januari-Mei, impor dari Jepang menyumbang 7,51% dari total impor, hanya kalah dari China (27,86%) dan Singapura (7,63%).

Impor Indonesia menurut Negara (Sumber: BPS)

Dari sisi produk, mayoritas barang Jepang yang masuk ke Indonesia adalah untuk keperluan industri dalam negeri. Paling banyak adalah di sektor transportasi, yaitu kendaraan bermotor.

Berikut adalah 5 produk Jepang yang paling diimpor Indonesia dalam 5 bulan pertama 2023:

Produk 

Nilai (US$)

Parts and accessories of motor vehicles

652.514.249

Motor vehicle for the the transportation of goods

513.535.363

Flat rolled products, not clad

422.166.134

Civil engineering and contractor plants and equipments/parts

348.927.471

Flat rolled products and alloy steels

327.670.252

Sumber: BPS

Selain itu, ada pula sejumlah produk pangan dari Jepang yang masuk ke Indonesia. Pertama adalah tepung gandum dan meslin, dengan nilai impor US$ 62.828 pada Januari-Mei.

Kedua adalah teh. Nilai impor teh dari Jepang sepanjang Januari-Mei adalah US$ 1,06 juta.

Dengan posisi impor Jepang yang terbanyak adalah untuk keperluan industri, terutama industri otomotif, sepertinya sulit bagi Indonesia untuk menerapkan boikot. Tanpa produk Jepang, industri otomotif Tanah Air akan kerepotan.

Industri ini menampung banyak tenaga kerja. Menurut catatan Kementerian Perindustrian pada 2021, industri otomotif menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang dan rantai nilainya menyerap tenaga kerja sekitar 1,5 juta orang.

Dari rantai nilai industri otomotif sebanyak 1,5 juta orang tersebut, dapat dirinci sebagai berikut: 

  • Sektor industri tier II dan tier III = 1.000 perusahaan, 210.000 pekerja. 

  • Sektor industri tier I = 550 perusahaan, dengan 220.000 pekerja. 

  • Sektor perakitan = 22 perusahaan, dengan 75.000 pekerja. 

  • Sektor dealer dan bengkel resmi = 14.000 perusahaan, 400.000 pekerja. 

  • Sektor dealer dan bengkel tidak resmi = 42.000 perusahaan, 595.000 pekerja.

“Sehingga ada anggapan juga yang menyatakan bahwa industri otomotif bisa dimasukkan sebagai industri padat karya,” sebut kajian Kemenperin.

(aji/roy)

No more pages