Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - CEO Walt Disney Co Bob Iger mengumumkan rencana restrukturisasi besar-besaran. Di antaranya adalah pemangkasan sebanyak 7.000 karyawan dan penghematan US$ 5,5 miliar (Rp 83,17 triliun).

Sebagaimana dilaporkan Bloomberg News, langkah lain yang akan ditempuh adalah menghemat pengeluaran untuk program dan pemotongan anggaran sebesar US$ 2,5 miliar (Rp 37,8 triliun) di sisi non-konten. Sementara program penghematan US$ 1 miliar (Rp 15,12 triliun) sedang berjalan, kata Iger dalam konferensi bersama investor.

Termasuk dalam langkah itu, Iger juga mengungkapkan bahwa perseroan akan melakukan reorganisasi di tiga divisi: hiburan (termasuk saluran televisi dan bisnis film), ESPN (saluran olahraga), dan taman hiburan (termasuk kapal pesiar dan produk konsumen).

Reorganisasi ini bertujuan untuk meningkatkan profit margin, kata Iger. Ini akan menjadi transformasi ketiga selama kepemimpinan Iger, di mana sebelumnya ada penambahan waralaba (franchise) film dan pengembangan bisnis online.

Iger kembali memimpin Disney sejak November lalu setelah Bob Chapek dipecat. Kini Iger sendiri tengah dalam tekanan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Nelson Peltz, investor Disney, tengah mengincar kursi di dewan direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dihelat 3 April mendatang. Peltz berpendapat saham Disney terlalu underperform dan perseroan membutuhkan kontrol biaya yang lebih baik.

Namun dalam laporan keuangan terbaru, kinerja Disney cukup memuaskan. Laba per saham (Earnings per Share) ada di US$ 99 sen atau Rp 14.970,78, di atas konsensus pasar yang memperkirakan di US$ 74 sen (Rp 11.190,28). 

Sementara pendapatan tercatat US$ 23,5 miliar (Rp 355,37 triliun), tumbuh 7,8%.

Sumber: Bloomberg

Pelanggan Disney+ tercatat turun 1% menjadi 161,8 juta pada kuartal yang berakhir 31 Desember 2022. Ini terjadi di tengah batalnya layanan Hotstar di India.

Kerugian di bisnis streaming naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu menjadi US$ 1,05 miliar (Rp 15,88 triliun). Namun manajemen berkilah ini masih lebih baik dari perkiraan.

“Kami sedang membentuk kembali perusahaan melalui kreativitas. Pada saat yang sama mengurangi pengeluaran. Ini akan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk bisnis streaming kami, posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global, dan memberikan nilai bagi para pemegang saham,” jelas Iger.

Kerugian di bisnis streaming menjadi salah satu alasan pemecatan Chapek akhir tahun lalu. Iger, yang pernah memimpin Disney pada 2005-2020, berupaya untuk meraih keuntungan di bisnis streaming tahun depan.

Untuk menutup kerugian di bisnis streaming, Iger mempertimbangkan untuk melepas lisensi film dan serial televisi Disney ke para pesaingnya. 

Taman hiburan Disney menjadi penyumbang signifikan dalam keuangan Disney. Pendapatan divisi tersebut melonjak 21% menjadi US$ 8,74 miliar (Rp 132,167 triliun) dan laba melesat 25% ke US 3,05 miliar (Rp 46,12 triliun).

Sementara pendapatan dari saluran televisi dan layanan kabel termasuk ESPN turun 5% menjadi US$ 7,29 miliar (Rp 110,24 miliar). Pendapatan operasional anjlok 16% menjadi US$ 1,26 miliar (Rp 19,05 triliun) karena pelemahan di luar pasar Amerika Serikat.

(bbn)

No more pages