Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan penguatan dengan sokongan sentimen dari eksternal yang cenderung lebih optimistis menanti data ekonomi lanjutan dari Amerika, untuk membantu pelaku pasar menghitung ulang outlook kebijakan bunga acuan pasca pernyataan hawkish Federal Reserve.

Rupiah di pasar spot kemarin berhasil bertahan dari tekanan dengan penguatan tipis ke Rp15.290/US$ di tengah penurunan imbal hasil surat utang negara tenor 10 tahun di mana pergerakannya semakin didekati oleh yield SUN 2 tahun yang terus melanjutkan reli kenaikan.

Penguatan rupiah terjadi meski tren outflow masih berlangsung di mana pada 23 Agustus lalu, pemodal nonresiden melepas US$ 323,9 juta surat berharga negara. Namun, rupiah nyatanya masih mampu bertahan.

Dari sisi teknikal, nilai rupiah juga berpotensi menguat terbatas menuju resistance terdekat pada level Rp15.254/US$ dan selanjutnya berpotensi menuju indikator MA-200 nya pada level Rp15.208/US$ dan terdapat Rp15.171/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah dalam tren jangka pendek, dan dengan time frame daily.

Adapun nilai rupiah memiliki level support psikologis pada level Rp15.305/US$ dan Rp15.334/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp15.380/US$.