Sebelum presiden, Luhut juga berencana akan kembali melakukan uji coba terhadap proyek tersebut pada Rabu (6/9/2023). Dia akan kembali memastikan pemenuhan seluruh aspek layanan pada Kereta Cepat.
Luhut sendiri tercatat beberapa kali melakukan uji coba transportasi massal tersebut, bahkan hingga uji coba kecepatan mencapai 350 km/jam, Juli lalu.
"Mestinya semua oke," kata dia.
KCJB merupakan proyek strategis yang melibatkan pemerintah lewat BUMN dan konsorsium China. Keduanya membentuk KCIC dengan nilai proyek US$1,52 miliar berupa setoran modal. Sisanya US$4,55 miliar adalah pinjaman dari China Development Bank (CDB).
Setoran modal ini merupakan hasil gabungan dari BUMN lewat PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebanyak US$911 juta. Gabungan tersebut beranggotakan PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sementara itu, konsorsium China menyetor dana US$610 juta. Mereka beranggotakan China Railway Internasional Co Ltd, China Railway Group Limited, CRRC Corporation Sinyal and Communication Co, dan Sinohydro Corporation Limited
Dalam dokumen lanjutan, pemerintah melakukan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT KAI sebesar Rp 3,2 triliun. Tujuan PMN adalah sebagai suntikan modal baru karena pembengkakan biaya proyek KCIC.
Pada April, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan China menyepakati pembengkakan biaya senilai US$1,2 miliar untuk proyek KCJB, dengan bunga pinjaman sebesar 4%.
(mfd/frg)