Lebih lanjut, Satria menjelaskan, gerai-gerai yang ditutup merupakan gerai peninggalan Carrefour Indonesia. Diketahui ritel modern asal Perancis itu diakusisi oleh Grup CT pada 2013.
Carrefour hadir di Indonesia pada akhir dekade 1990-an mengusung konsep ritel modern konvensional. Gerai yang ada sepenuhnya merupakan tempat berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari.
"Saat ini, masyarakat datang ke ritel modern tidak hanya untuk berbelanja. Mereka datang untuk mencari hiburan bersama keluarga. Oleh karena itu, gerai-gerai baru kami didesain tidak untuk berbelanja saja," tuturnya.
Lebih lanjut, Transmart masih akan terus menambah jumlah gerai dan akan berdiri sendiri (standalone) menjadi pusat perbelanjaan baru di lahan milik Grup CT. Namun sayangnya, Satria belum bisa memberikan penjelasan mengenai jumlah gerai yang akan dibuka tahun ini dan lokasinya.
Satria hanya menyebut pihaknya akan mengusung konsep berbeda dengan tagline "Transmart Reborn", dengan format gerai hypermarket sesuai dengan izin usaha Transmart. "Kalau yang ditutup ini tidak akan dibuka kembali, kalau yang baru-baru nanti akan kami buka dengan tagline "Transmart Reborn". Ini adalah bukti bahwa kami sebagai peritel modern akan terus beradaptasi dengan situasi dan kebiasaan masyarakat," pungkasnya.
(rez/wep)