SoftBank, lewat kepemimpinan Masayoshi Son, mulai kembali melakukan investasi startup pada Juni. Perusahaan pernah berhenti di tengah banyaknya startup yang merugi. SoftBank telah mengumpulkan dana lebih dari US$40 miliar dan sedang mengawal proses IPO perusahaan perancang cip terkemuka, Arm Holdings Ltd.
“Apa yang tidak ingin kami lakukan adalah berinvestasi di perusahaan yang ketinggalan tren AI dan tiga tahun kemudian menjadi tidak relevan,” kata Juneja.
“Memiliki tim teknologi yang canggih dan berada di industri yang tepat di mana ia dapat menggunakan AI untuk membuat model bisnis menjadi lebih efisien, adalah hal yang harus dimiliki agar kami dapat menulis cek baru [terus berinvestasi].”
Para investor bergegas untuk mendukung perusahaan-perusahaan AI di seluruh dunia. Investor melihat popularitas produk seperti ChatGPT. Perusahaan di berbagai sektor, termasuk perangkat software, sebagai layanan, akan menjadi sia-sia jika tidak mengadopsi AI dengan cepat.
Namun, tantangan terbesar AI adalah bagaimana cara terbaik untuk mengimplementasikan. “Jika Anda terlambat bergabung dalam gelombang AI, Anda akan mati, dan jika Anda terlalu dini, itu tidak akan berdampak pada pendapatan Anda. Kami membantu memastikan transisi ini berjalan dengan baik,” tutur dia.
Son menginvestasikan dana lebih dari US$140 miliar di perusahaan statup pasca mendirikan Vision Fund pada tahun 2017. Son memperjuangkan potensi teknologi baru seperti AI, meski banyak dari investasi tersebut kemudian anjlok, salah satunya startup berbagi kantor WeWork Inc.
(bbn)