“Saya tidak akan tunduk pada ancaman China,” ucap dia, yang mengaku tidak memiliki aset “pribadi” di China. Gou juga tidak tidak menerima perintah dari Beijing sekaligus menyatakan bahwa ekonomi China berada dalam kondisi “mengerikan”.
Foxconn Technology Group, perusahaan yang didirikan Gou, telah dimilik oleh 800.000 pemegang saham asal dalam dan luar negeri.
“Sebagai pendiri, Gou telah menyerahkan tongkat estafetnya empat tahun yang lalu dan tidak terlibat lagi dalam manajemen di perusahaan. Dapat dikatakan bahwa ini adalah contoh suksesi yang sangat bagus untuk perusahaan global, dan perusahaan di masa depan akan membangun pondasi yang dibangun oleh pendiri untuk membawa bisnis ke tingkat berikutnya,” bunyi pernyataan tersebut.
Sepanjang tahun ini saham Hon Hai telah naik 8,1%, namun terjadi koreksi tipis pada perdagangan hari ini, Senin (28/8/2023).
Janji politik Gou sebagai capres adalah memperbaiki hubungan yang retak antara Taipei dan Beijing. Targetnya juga mewujudkan perdamaian selama 50 tahun.
Operasi Foxconn milik Gou selama ini di China menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintah Beijing dapat menekan lewat bisnis-bisnis grup Foxconn— yang merupakan perusahaan swasta terbesar di China. Unit Hon Hai Precision-nya memiliki nilai pasar US$47 miliar (sekitar Rp718 triliun).
Gou adalah calon presiden Taiwan keempat, dengan pemilihan yang akan diadakan pada Januari tahun depan. Gou bersiang dengan dengan Hou Yu-ih dari partai oposisi Kuomintang—dengan program yang sama, memperjuangkan hubungan yang lebih baik dengan Beijing.
Calon lain adalah Wakil Presiden Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik, yang berkuasa–memimpin dalam survei, juga Ko Wen-jeh dari Partai Rakyat Taiwan.
-Dengan asistensi Debby Wu dan Sarah Zheng.
(bbn)