Bloomberg Technoz, Pohkara - Setidaknya 68 orang meninggal dunia dalam kecelakaan jatuhnya pesawat terbang Yeti Airlines di Nepal pada Minggu (15/1/2023). Kecelakaan ini terjadi beberapa detik saat pesawat akan mendarat.
Pesawat jenis ATR 72-turboprop lepas landas dari Kathmandu pada pukul 10:32 waktu setempat dan jatuh di dekat tujuannya yaitu Bandara Pokhara pada pukul 11:00. Informasi tersebut disampaikan oleh Sanjay Kumar, Deputi Direktur Otoritas Penerbangan Nepal, melalui sambungan telepon.
Sudarshan Bartaula, Juru Bicara Yeti Airlines, mengungkapkan terdapat 68 penumpang di pesawat tersebut, plus empat orang kru. “Pesawat jatuh 10-20 detik sebelum mendarat,” ujarnya.
Tidak ada panggilan darurat dari kokpit sebelum kejadian. Kumar menyebut saat ini personel militer dan kepolisian dengan menjalankan operasi penyelamatan. Di pesawat itu terdapat 15 orang warga negara asing yakni dari India, Prancis, Australia, Republik Irlandia, Rusia, dan Korea Selatan. Kumar mengatakan cuaca sedang cerah saat terjadinya kecelakaan.
ATR, perusahaan patungan Airbus SE dan Leonardo SpA, dalam keterangan tertulis menyatakan sudah mendapatkan informasi soal kecelakaan tersebut. “Kami mendukung penuh investasi maupun para konsumen,” sebut pernyataan itu.
Pokhara adalah wilayah di Nepal bagian tengah. Daerah ini memiliki tujuan wisata danau yang berada di kaki gunung Annapurna.
Wilayah udara Nepal memang memiliki risiko tinggi karena berada di daerah pegunungan, termasuk puncak tertinggi di dunia, Everest. Pada Mei lalu, pesawat Tara Air yang mengangkut 22 orang dari Pokhara menabrak gunung dan menewaskan seluruh penumpang.
Sejak 1946, sudah ada 42 kecelakaan udara yang menelan korban jiwa di Nepal, menurut catatan Associated Press yang mengutip data Flight Safety Foundation. Uni Eropa memberlakukan larangan terbang bagi maskapai Nepal sejak 2013, dengan alasan keselamatan.
(aji/adm)