Logo Bloomberg Technoz

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ditutup di zona hijau, dengan mencatatkan kenaikan 1,56 poin atau 0,16% ke posisi 958,28.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) naik 65 poin ke posisi Rp1.695/saham, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menguat 90 poin ke posisi Rp2.680/saham. PT XL Axiata Tbk (EXCL) terapresiasi 80 poin ke posisi Rp2.460/saham.

Harga saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) ditutup menghijau pada hari ini. Harga menguat 22 poin atau setara dengan 4,60% ke level Rp500/saham. Harga saham bank milik pengusaha Dato Sri Tahir ini bahkan sempat menyentuh level Rp520/saham, yang merupakan level tertinggi sepanjang hari.

Saham Bank Mayapada menghijau usai perusahaan mengumumkan rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Rights Issue sejumlah 27 miliar saham. Dengan harga nominal sebesar Rp100/saham. Sehingga, nilai Rights Issue dapat mencapai Rp2,7 triliun. Bank Mayapada akan menggunakan dana segar hasil Rights Issue tersebut untuk memperkuat struktur permodalan.

Harga saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) berhasil ditutup pada zona Auto Reject Atas (ARA) dengan kenaikan 108 poin atau setara dengan 24,4% ke level Rp550/saham. Pergerakan tersebut, bertepatan dengan rampungnya PMHMETD III pada akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, Bank Nobu menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,19 miliar saham atau setara 29,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD III. Rights Issue menggunakan rasio 59:1.

Menguatnya IHSG dan sejumlah saham-saham unggulan searah dengan rilis data Bank Indonesia (BI) yang melaporkan jumlah uang beredar pada Juli berhasil mengalami kenaikan. Salah satunya dipengaruhi oleh perbaikan penyaluran kredit perbankan.

Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juli tercatat Rp8.350,5 triliun. Naik 6,4% yoy. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan Juni kemarin mencapai 6,1% yoy.

Pertumbuhan uang beredar juga ditopang oleh perbaikan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan. Adapun pada Juli, kredit tumbuh 8,5% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 7,8% yoy.

Adapun pasar saham Asia kompak bergerak menguat pada perdagangan sore hari. Indeks Nikkei 225 meroket 1,80%, indeks Shanghai Composite menguat 1,13%, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,97%, indeks Kospi menguat 0,96% dan indeks Strait Times Singapore menguat 0,75%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,18%.

Bursa saham di Asia melonjak setelah diumumkannya dukungan China terhadap pasar sahamnya yang membangkitkan sentimen positif, serta pernyataan dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell bahwa Bank Sentral akan "Berhati-hati" dalam mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan lagi, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Khoon Goh, Kepala Penelitian Asia di Australia dan New Zealand Banking Group Singapura mengatakan, berita ini meningkatkan harapan akan kebangkitan pasar saham China.

"Pemotongan bea terakhir kali terjadi pada 2008, yang membantu memicu reli," katanya. "Investor akan berharap itu berulang lagi kali ini."

Kementerian Keuangan China mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu bahwa tarif yang dikenakan pada transaksi saham akan turun dari 0,1% menjadi 0,05% mulai 28 Agustus, sebagai langkah untuk "Menggiatkan pasar modal dan meningkatkan kepercayaan investor."

Adapun kebijakan ini merupakan langkah pengurangan pertama sejak tahun 2008.

Komisi Pengaturan Efek China juga menyatakan akan memperlambat laju IPO dengan mengutip "Kondisi pasar terkini," tanpa memberikan detail lebih lanjut. 

Regulator juga membatasi penjualan saham oleh pemegang saham utama di perusahaan yang harga sahamnya telah jatuh di bawah harga ketika IPO atau tingkat aset bersih dan menurunkan rasio margin untuk perdagangan dengan leverage.

(fad/wep)

No more pages