Logo Bloomberg Technoz

Situs-situs obrolan di China, termasuk Weibo, dibanjiri dengan postingan terkait pemboikotan produk-produk Jepang. 

Penurunan saham perusahaan-perusahaan kosmetik Jepang imbas boikot China. (Sumber: Bloomberg)

"Reaksi pemerintah China terhadap air yang diolah ini sangat keras," kata Hajime Sakai, kepala manajer dana di Mito Securities Co. 

"Laporan media lokal tentang pembatalan tur ke Jepang dan boikot telah menimbulkan kekhawatiran bahwa dampak terhadap bisnis turis ke Jepang mungkin akan menyebar secara tak terduga ketika China bersiap untuk musim permintaan perjalanan."

Reaksi dari para investor mencerminkan kekhawatiran masyarakat. Meskipun Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) mengatakan langkah ini sesuai dengan standar keselamatan global, dan hanya akan berdampak kecil terhadap manusia dan lingkungan.

Tanda-tanda bahwa konsumen mulai menghindari produk-produk Jepang adalah hal yang sangat mengecewakan bagi perusahaan-perusahaan, yang mengharapkan penjualan mereka meningkat setelah China mulai mengizinkan tur wisata grup ke negara tetangganya pada awal bulan ini. 

Namun, strategis Asymmetric Advisors Pte, Amir Anvarzadeh, mengatakan penurunan saham mungkin akan berlangsung singkat. Mengingat di masa lalu pemboikotan China tidak berlangsung lama.

Daftar Boikot

Saat ini, boikot merupakan topik hangat di dunia maya China. Sakah satu postingan di Weibo mencantumkan puluhan merek Jepang yang sebaiknya dihindari untuk dibeli, termasuk Shiseido, Panasonic, Uniqlo, Mitsubishi, Aeon, dan Nomura. Postingan tersebut telah mendapatkan lebih dari 10.000 "like" sejak dipublikasikan pada tanggal 24 Agustus.

"Saya tidak akan pernah lagi membeli kosmetik Jepang, apalagi produk-produk lautnya," tulis seorang pengguna yang diidentifikasi dengan nama panggilan di Weibo pada hari Senin. "Saya tidak akan menyentuh apa pun yang sumber airnya mungkin tercemar."

Namun, meskipun ada protes online, beberapa analis mengatakan permintaan terhadap produk-produk Jepang akan kembali setelah beberapa waktu. Terutama ketika pergerakan nilai tukar valuta asing membuat barang-barang tersebut lebih murah bagi pembeli China.

"Produk-produk Jepang sangat diminati oleh para turis China, dan melemahnya yen akan membuat produk-produk itu semakin menarik," kata Charu Chanana, seorang strategi pasar di Saxo Capital Markets.

--Dengan asistensi dari Toshiro Hasegawa dan Aya Wagatsuma.

(bbn)

No more pages