Peristiwa 'hentakan keras' dalam pengereman tersebut juga diakui Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal. Namun dia membantah hal itu terjadi karena pengereman yang kasar.
Dia beralasan hal itu terjadi karena LRT dioperasikan dengan operator dan perlu ada toleransi dalam sistem maupun infrastruktur kereta.
“Ke depan kami coba perhalus,” tegasnya.
LRT Jabodebek adalah salah satu proyek perkeretaapian pada Proyek Strategi Nasional (PSN) Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bernilai total investasi Rp32,5 triliun, LRT beroperasi tanpa masinis.
LRT Jabodetabek ini dikerjakan PT INKA (Persero) dan bekerja sama dengan industri dalam negeri lainnya, seperti PT LEN Industri (Persero), dan bekerja sama dengan perusahaan multinasional di bidang teknologi dengan menggunakan moving block signal dan software dari Siemens AG Jerman.
(ain/wep)