Selain itu, kementerian juga tengah menggodok kemungkinan memberikan subsidi pada bensin jenis Pertamax, sebagai upaya menahan konsumsi bahan bakar oktan rendah seperti Pertalite, di tengah kebutuhan akan kendaraan rendah emisi akibat polusi di DKI Jakarta dan sekitarnya.
“Ditunggu ya [perkembangan soal subsidi Pertamax], karena ada sidang kabinet hari ini,” ungkapnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah peminat konversi sepeda motor listrik per akhir Juli mencapai 4.578 orang yang mayoritas atau 94% berasal dari Pulau Jawa. Angka tersebut naik cukup signifikan dari dua bulan sebelumnya yang hanya sebanyak 163 pemohon.
Kementerian ESDM selanjutnya akan memperbanyak bengkel konversi dan pelatihan demi memuluskan program. Targetnya akan ada 10 kota besar di Indonesia yang akan masuk daftar sosialisasi.
Saat ini tercatat sudah terdapaat 8 bengkel konversi bersertifikat dengan kapasitas 35.000 kendaraan motor per tahun. Selain itu, sudah ada enam bengkel terdaftar dan terverifikasi dengan aturan Kementerian Perhubungan.
Sekadar catatan, melalui program konversi, sepeda motor yang sebelumnya mengonsumsi Pertalite bersubsidi atau BBM lainnya berubah menggunakan listrik tanpa subsidi. Selain itu, yang sebelumnya mengeluarkan emisi CO2 berubah menjadi tanpa emisi, sekaligus dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menangani perubahan iklim global.
Pemerintah menargetkan penyaluran insentif terhadap 200.000 unit motor listrik baru dan konversi pada 2023, dan tahun depan 600.000 motor listrik baru dan 150.000 motor konversi.
Nilai anggaran yang sudah disiapkan pada dua tahun tersebut masing-masing Rp1,75 triliun dan Rp55,25 triliun.
(wdh)