Pengembang yang mengalami gagal bayar ini menunda pertemuan kreditur yang sedianya dijadwalkan dimulai pada hari ini, sehingga menambah ketidakpastian atas salah satu restrukturisasi utang terbesar yang pernah terjadi di China.
Kini, Evergrande berencana mengadakan pertemuan dengan kreditur pada akhir September, dengan alasan keinginan untuk membiarkan kreditur “mempertimbangkan, memahami dan mengevaluasi” syarat-syarat skema tersebut dan memberi mereka lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan perkembangan terkini, termasuk dimulainya kembali perdagangan saham.
Evergrande telah mengajukan permohonan untuk melanjutkan perdagangan setelah mengatakan peningkatan sistem dan proses pengendalian internal memenuhi kewajibannya berdasarkan peraturan pencatatan di Hong Kong.
Saham tersebut terakhir diperdagangkan pada 18 Maret 2022, dan perusahaan kini telah kehilangan 99% kapitasi pasarnya sejak puncaknya.
Perjuangan Evergrande adalah contoh dari krisis sektor properti yang telah mengguncang China selama dua tahun terakhir. Ketika raksasa Asia Timur itu menindak industri real estat yang sedang booming untuk mengurangi risiko dan menjadikan rumah lebih terjangkau, banyak pengembang yang terkena dampaknya.
Country Garden Holdings Co. juga berada di ambang gagal bayar dan diperkirakan turut membukukan kerugian pada semester pertama.
Total kerugian bersih Evergrande selama semester I-2023 berjumlah 39,3 miliar yuan, terutama disebabkan oleh kenaikan biaya operasional dan kerugian terkait litigasi, penarikan tanah, pelepasan kepemilikan saham, dan penurunan nilai proyek properti.
Pengembang melaporkan kewajiban agregat sebesar 2,39 triliun yuan pada akhir Juni, lebih besar dari total asetnya sebesar 1,74 triliun yuan. Nilai itu tidak termasuk kewajiban kontrak, jumlahnya mencapai 1,78 triliun yuan, naik sedikit dari 1,72 miliar yuan pada 2022.
Meskipun pinjaman Evergrande hanya sedikit meningkat menjadi 625 miliar yuan, utang dagang dan utang lainnya kepada pihak-pihak termasuk pemasok meningkat lebih besar menjadi 1 triliun yuan, menurut hasil penelitian.
Karena pengembang berjanji untuk fokus pada penyediaan rumah pra-penjualan, hunian yang sedang dibangun turun 19% dari Desember 2022 menjadi 604 miliar yuan pada akhir Juni. Sementara itu, cadangan kas perusahaan masih rendah yaitu 13,4 miliar yuan.
Kekurangan likuiditas, yang kemungkinan besar tidak dapat diatasi dengan dimulainya kembali perdagangan dan pemungutan suara kreditor, “membahayakan” penyelesaian perumahan dan pemulihan perumahan Tiongkok secara lebih luas, tulis analis Bloomberg Intelligence Kristy Hung dan Lisa Zhou dalam sebuah catatan pada Senin.
Pemegang obligasi luar negeri kini memiliki waktu empat minggu lagi untuk mencerna perkembangan terkini sambil mempertimbangkan proposal restrukturisasi utang perusahaan.
Pada April, pengembang mengatakan investor yang memegang 77% obligasi Kelas A itu mendukung rencana tersebut, sementara hanya 30% pemegang obligasi Kelas C yang mendukung rencana tersebut.
Hasil keuangan ditinjau oleh Prism, sebuah firma akuntansi kecil yang ditunjuk sebagai auditor Evergrande pada bulan Januari setelah PricewaterhouseCoopers mengundurkan diri. Prism tidak mengeluarkan kesimpulan atas laporan pendapatan interimnya, dengan alasan berbagai ketidakpastian.
--Dengan asistensi Alice Huang, Charlotte Yang dan Shiyin Chen.
(bbn)