Arus modal asing yang keluar dari pasar surat utang domestik tidak bisa dilepaskan dari tekanan eksternal yang berpusat pada arah kebijakan bunga acuan Federal Reserve, bank sentral Amerika, ditambah ketiadaan penyokong dari pasar emerging market dengan performa yuan yang terus melorot akibat kemerosotan ekonomi Tiongkok.
Jelang berakhirnya perdagangan sesi satu hari ini, tingkat imbal hasil SUN/INDOGB tenor 10 tahun tercatat turun ke 6,48%, sementara INDOGB-2 tahun semakin melejit ke 6,37%.
Nilai rupiah masih berusaha bertahan dengan mencatat penguatan tipis ke Rp15.288/US$, disokong oleh penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat ke 6.921, pada pukul 11:14 WIB, Senin (28/8/2023). Penguatan indeks saham di pasar domestik terimbas sentimen dari China dengan kebijakan barunya mengurangi bea materai transaksi saham dan memperlambat laju penawaran saham publik (IPO).
(rui/aji)