Logo Bloomberg Technoz

Turbulensi Pasar karena The Fed, Investor Sebaiknya Defensif

Ruisa Khoiriyah
28 August 2023 09:55

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (IHSG). (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (IHSG). (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tekanan jual di pasar keuangan domestik menyusul pernyataan hawkish Jerome Powell di Jackson Hole Jumat pekan lalu, diperkirakan akan berlangsung sampai beberapa hari ke depan hingga ada perilisan data inflasi PCE Amerika dan non-farm payrolls Agustus.

Sementara turbulensi pasar masih akan mengancam kejatuhan harga baik di pasar saham maupun surat utang, para investor sebaiknya memilih sikap defensif dengan merapat ke surat utang tenor pendek, menurut saran Samuel Sekuritas.

"Tekanan jual masih akan berlanjut sampai sepekan ini menunggu rilis data dari Amerika. Apabila inflasi headline dan inti PCE [personal consumption expenditure] Amerika untuk Juli hanya naik 0,2% month-to-month dan data non-farm payrolls kembali turun untuk Agustus, maka turbulensi pasar global akan berkurang pada pekan selanjutnya," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas Indonesia dalam catatan pada para investor, Senin pagi (28/8/2023).

Menghadapi situasi yang kurang menguntungkan itu, analis merekomendasikan agar para investor di pasar surat utang menjaga posisi defensif dengan mengalihkan kepemilikan di global bond RI (INDON) ke INDOGB tenor 2 tahun.

"Intervensi BI di pasar valas melalui twist operation pekan lalu telah mendorong naik yield INDOGB 2 tahun sebesasr 18 bps ke 6,37% dan mempersempit yield spread antara tenor 10 tahun dan 2 tahun menjadi 16 bps. Itu membuat upside risk dari tenor tersebut menjadi terbatas terutama bila mempertimbangkan penurunan tajam yield INDON-2 tahun hingga 26 bps," kata Lionel.