Sepuluh tahun kemudian, dia menulis rencana induk "part deux", yang memerinci ambisi Tesla untuk membangun atap surya, memperluas produksi ke semua segmen otomotif utama, serta mengembangkan teknologi mengemudi sendiri atau mobil otonom.
Sebagian besar rencana induk versi kedua masih belum terealisasi sepenuhnya. Untuk peluncuran atap surya gagal, misalnya, Tesla hanya memiliki empat kendaraan dalam volume produksi dan mobilnya pun tidak otonom.
Klaim Tesla tentang teknologi otonom—dan peran Musk dalam membentuknya—sekarang terganjal penyelidikan oleh Departemen Kehakiman AS dan Komisi Sekuritas dan Bursa.
Mengutip Bloomberg News, Rabu (08/02/2023), saham Tesla telah melonjak lebih dari 1.200% sejak Musk menerbitkan rencana induk kedua, meskipun kenaikan itu diredam tahun lalu oleh akuisisi Twitter Inc. oleh Musk dan realisasi pengiriman kendaraan yang lebih rendah dari perkiraan.
Saham Tesla merosot 65% pada 2022, alias penurunan tahunan pertama sejak 2016.
Namun, saham Tesla kembali naik awal tahun ini di tengah optimisme bahwa pemotongan harga yang tajam akan menghidupkan kembali pertumbuhan penjualan kendaraan Tesla.
Musk mengatakan bulan lalu perusahaan akan menargetkan produksi 2 juta mobil tahun ini dan meminimalkan dampak penurunan harga dengan memangkas biaya.
Perusahaan juga berharap untuk membuat beberapa kemajuan dalam melengkapi jajarannya dengan Semi yang mulai dikirim ke pelanggan pada Desember 2022, dan Cybertruck yang dijadwalkan memulai diproduksi terbatas akhir tahun ini.
(bbn/wdh)