Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan pendekatan Moving Average (MA), harga emas sudah menembus resisten pertama di US$ 1.914,33/ons. Kini target resisten berikutnya ada di US$ 1.931,12/ons.

Akan tetapi, sepertinya itu adalah puncak dalam waktu dekat. Saat sudah mencapai target tersebut, ada kemungkinan harga emas akan turun dengan target koreksi terdekat di US$ 1.929,76/ons.

Suku Bunga Bisa Naik Lagi

Investor sebaiknya tetap waspada. Sebab secara fundamental, sentimen sedang tidak berpihak kepada emas.

Akhir pekan lalu, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve Jerome Powell berbicara di simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming. Dalam acara tersebut, Powell menegaskan The Fed tidak akan segan menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi jika memang diperlukan.

“Walau inflasi sudah turun dari puncaknya, itu adalah hal yang kita sambut baik, tetapi masih bertahan tinggi. Kami siap menaikkan kembali suku bunga acuan jika memang layak, dan akan menahan suku bunga di level yang restriktif sampai kami meyakini bahwa inflasi bergerak menuju target,” ungkap Powell, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Kenaikan suku bunga acuan akan menjadi kabar buruk bagi emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Saat suku bunga tinggi, berinvestasi di emas menjadi kurang menarik.

Dari sisi permintaan, kepemilikan exchange-traded fund (ETF) emas terus turun dalam 13 pekan terakhir. Ini adalah rantai terpanjang sejak November. Kepemilikan ETF emas juga kemungkinan akan mencatat jual bersih (net outflows) dalam 3 bulan berturut-turut.

Sumber: Bloomberg

(aji)

No more pages